Muhammad Arifin (33), adalah sosok di balik aplikasi Pemira tersebut. Dia mengatakan, pembuatan aplikasi tersebut hanya membutuhkan waktu satu bulan. Dosen Progam Studi Sistem Informasi itu mengatakan, aplikasi tersebut menggunakan Hypertext Preprocessor (PHP). “Aplikasinya tidak Java melainkan PHP,’” jelasnya kepada Seputarkudus.com, Jumat (23/6/2016).
Dia menjelaskan, aplikasi itu bisa disematkan pada portal yang mempunyai dua sistem. Yang pertama administrasi pemilih yang dioprasikan Komisi Pemilihan Uumum Mahasiswa (KPUM) dan selanjutnya yang dioprasikan pemilih. “Mahasiswa yang akan memilih harus punya password login dulu yang diberikan oleh KPUM. Setelah dia login di portal, dia bisa memilih calon presiden dengan cara mengeklik fotonya,” terangnya.
Menurutnya, di wilayah Pantura Timur, kampus yang menyelenggarakan pemira menggunakan aplikasi baru di UMK. Dia melanjutkan, selain mudah, proses hasil akhir pemilihan bisa langsung diketahui dengan cepat. “Pemilihan tidak perlu menggunakan kertas. Hanya tinggal klik saja,” tuturnya.
Arifin memberitahukan, file aplikasi yang dibuatnya juga berkapasitas sedikit. Jika tidak diberi foto hanya 80 MB. “Kalau diberi foto sekitar 100 MB saja,” jelasnya.
Sistem penyimpanan datanya mengikuti server atau hosting milik kampus UMK. menurutnya portal sistemnya harus terkoneksi dengan internet. “Alamat situsnya pemirabem.umk.ac.id,” tambahnya.
Ketua Komisi Pemilihan Umum Mahasiwa (KPUM), Noor Anisa Apriliyani menuturkan, ada sekitar 5.600 mahasiswa UMK yang memiliki hak pilih dalam Pemira. Mereka akan memilih Presiden BEM Universitas, BEM Fakultas dan Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan. “Ada 16 pasangan calon yang bertarung di Pemira. Jumlah TPS ada 11,” ungkapnya.