Latest News

Anak Autis di Ponpes Al-Achsaniyyah Kudus Tak Makan Mi, Roti dan Susu

SEPUTARKUDUS.COM, PEDAWANG – Keriuhan terdengar dari dalam kelas Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) Sunan Kudus. Mereka tampak belajar dengan ditemani guru pendamping. Ruangan mereka terbagi menjadi dua tanpa sekat. Di sebelah barat untuk perempuan dan sebelah timur untuk laki-laki. Dengan duduk di atas kursi mereka terlihat mengamati dengan seksama apa yang guru ajarkan, walaupun ada beberapa yang bermain sendiri.

Ponpes Al-Achsaniyah Kudus Khusus Anak Berkebutuhan Khusus
Santri berkebutuhan khusus di Ponpes Al-Achsaniyyah Kudus tengah mengikuti kegiatan Ramadan untuk mengisi waktu menjelang buka puasa. Foto: Imam Arwindra
Mereka anak-anak berkebutuhan khusus yang sedang belajar SDLB Sunan Kudus, kawasan Pondok Modern Al-Achsaniyyah Desa Pedawang, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus. Mohammad Faiq Afthoni, Pengasuh Pondok Modern Al-Achsaniyyah menuturkan, anak-anak penderita autis dan down syndrome yang tinggal di pondoknya berjumlah 80 anak dengan 55 orang guru pendamping.

Menurutnya, mereka bukan sakit, melainkan belum mandiri dan belum memahami intruksi yang diberikan oleh orang lain. Agar mereka cepat bisa mandiri dan mampu memahami intruksi, perlu ada kerjasama dengan orang tua wali dan guru pendamping. 

“Kadang orang tua wali komplain dan minta ini itu. Saya berpesan untuk orang tua wali harus pasrah. Selain itu, pola makan anak juga kita atur. Tidak boleh makan mi, susu, roti, keju,” ungkapnya.

Dia menjelaskan, anak-anak autis tidak diperbolehkan makan mie, susu, roti dan keju karena di dalamnya terkandung gluten. Menurutnya, zat gluten yang terkandung dalam makanan atau minuman dapat menimbulkan jamur di dalam tubuh manusia. Efeknya akan menimbulkan emosi. 

“Kalau orang normal tidak apa-apa. Namun untuk penderita autis sangat berbahaya. Karena emosinya akan menyebabkan dia tidak terkendali, akhirnya mereka sulit menerima intruksi dari orang lain,” jelasnya.

Menurutnya, gluten ialah sejenis protein yang biasanya terdapat pada tepung dan gandum. Gluten mengandung komponen yang disebut peptida. Gluten juga terdapat pada susu. “Olahan makanan yang mengandung gluten di antaranya, mi, biskuit, roti, sereal, pasta, keju,” sebutnya.


Faiq menuturkan, dengan tiga cara tersebut mereka akan berubah menjadi lebih baik. Yakni, kerjasama dengan orang tua wali, guru pendamping yang sabar dan mengerti serta pola makan anak yang tidak mengandung gluten. 

“Kalau normal seperti umumnya manusia tidak bisa, karena watak manusia tidak bisa dirubah. Yang penting mereka bisa mandiri dan mampu berinteraksi dengan orang lain itu sudah cukup,” terangnya.