SEPUTARKUDUS.COM, KALIPUTU - Tepat di Pertigaan Desa Kaliputu, Kecamatan Kota, tepatnya di barat sungai, ada lapak kayu berukuran sekitar 2x2 meter bercat merah. Tertulis di lapak tersebut "Sool Sepatu
Sandal". Seorang laki-laki tampak memperbaiki sepatu di dalam lapak tersebut. Dia bernama Sisilo Nasrullah (59), mantan Tentara Nasional
Indonesia (TNI).
Susilo menuturkan, sebelum menjadi tukang sol sepatu, dia bekerja sebagai TNI. Terakhir dia mengaku ditempatkan di Kodim Kudus. “Saya pensiun dari kesatuan TNI tahun 1997,” ungkapnya ketika ditemui di lapak sol sepatu dan sandal di Jalan Sostrokartono, Desa Kaliputu, Kecamatan Kota, Kudus.
Susilo Nasrullah mengesol sepatu dari pelanggan di lapak kayu miliknya, di Desa Kaliputu, Kecamatan Kota, Kudus. Foto: Imam Arwindra |
Susilo menuturkan, sebelum menjadi tukang sol sepatu, dia bekerja sebagai TNI. Terakhir dia mengaku ditempatkan di Kodim Kudus. “Saya pensiun dari kesatuan TNI tahun 1997,” ungkapnya ketika ditemui di lapak sol sepatu dan sandal di Jalan Sostrokartono, Desa Kaliputu, Kecamatan Kota, Kudus.
Dia menceritakan, dirinya masuk TNI tahun 1977 dengan mengikuti
pendidikan selama empat bulan di Klaten. Dia memilih masuk TNI karena
terinspirasi ayahnya yang juga seorang tentara. Setelah pendidikan, dia ditugaskan di Batalion 410 Blora.
Dia mengaku juga pernah bertugas di Ambon dan Timor-timor.
“Kalau di sekitar
Kudus ya pernah bertugas di Kodim Blora, Pati dan terakhir Kudus,” ungkapnya.
Susilo yang bertempat tinggal di Desa Panjang, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus menuturkan, setelah pensiun dia mengaku hanya berada di rumah, karena kebutuhan hidup sehari-hari bisa tercukupi dari uang pensiunnya. “Pensiun tahun 1997 saya di rumah saja,” tambahnya.
Dia menceritakan, banyak menghabiskan waktu di rumah, dia merasa kesepian. Saat masih sebagai tentara, dia mengaku sering berkumpul dengan
orang untuk mengobrol. “Akhirnya saya membuka sol sepatu agar bisa bertemu
orang dan mengobrol,” ungkap dia yang mempunyai satu orang anak.
Menurutnya, dengan bertemu orang, selain bisa menambah teman,
juga banyak pengalaman. “Di sini (sol sepatu) banyak anak-anak kuliahan datang
meminta sepatunya diperbaiki. Ada yang sudah S2 dan S3. Mereka saya ajak mengobrol
tentang pengalamannya ketika kuliah,” ungkapnya.
Susilo menambahkan, dia sering berjalan kaki dari rumahnya
menuju makam Sunan Kudus dan Sunan Muria. Dia mengaku, di sepanjang perjalanan
dia sering menolong orang yang sedang butuh bantuan. “Saya berkeinginan, di masa tua ini saya gunakan untuk
banyak menolong orang,” tambahnya.