SEPUTARKUDUS.COM, ALUN-ALUN - Letaknya di sebelah timur Alun-alun Simpang Tujuh Kudus, tepat di persimpangan
Jalan Jendral Sudirman dan Jalan Sunan Muria. Bangunan dua lantai yang dominan warna merah dan putih tertulis Garuda Restauran Cafe dan Hall. Bangunan tersebut, dulu pernah menjadi satu di antara gedung bioskop elit di Kudus, yakni Bioskop Garuda.
Sejarawan Kudus, Eddy Yusuf, menceritakan, Gedung Garuda di era 60-an menjadi gedung bioskop elit di Kudus. Nama bioskop tersebut yakni Bioskop Garuda. Pada era sebelum Indonesia merdeka, bisoskop tersebut bernama Gren, milik orang Tionghoa.
Sejarawan Kudus, Eddy Yusuf, menceritakan, Gedung Garuda di era 60-an menjadi gedung bioskop elit di Kudus. Nama bioskop tersebut yakni Bioskop Garuda. Pada era sebelum Indonesia merdeka, bisoskop tersebut bernama Gren, milik orang Tionghoa.
“Setelah Soekarno menetapkan nasionalisasi terhadap sejumlah aset sekitar tahun
60-an, bioskop tersebut diganti dengan nama Bioskop Garuda,” ujar Eddy kepada Seputarkudus.com, Senin (23/5/2016).
Dia melanjutkan, Bioskop Garuda termasuk satu di antara bioskop
elit di Kudus. Saat itu harga tiket film di balkon belakang atau Kelas Satu sekitar Rp 600 hingga Rp
750. Sedangkan tiket untuk penonton di balkon tengah atau Kelas Dua seharga Rp 350 hingga Rp 500.
"Untuk balkon depan atau Kelas Tiga harga tiketnya Rp 200 hingga Rp Rp 300. Rata-rata saat itu umumnya harga tiket bioskop Rp 100 hingga Rp 300,” tambahnya.
"Untuk balkon depan atau Kelas Tiga harga tiketnya Rp 200 hingga Rp Rp 300. Rata-rata saat itu umumnya harga tiket bioskop Rp 100 hingga Rp 300,” tambahnya.
Mantan anggota DPRD Kudus era Reformasi itu menuturkan, jumlah kursi yang disediakan Bioskop Garuda
kurang lebih 200 kursi penonton. Bangunannya pun bertembok, saat itu masih satu lantai.
“Saya sering nonton (film) di Garuda bersama teman-teman. Dulu
kalau sudah nonton bioskop di Garuda sudah merasa bangga,” ungkapnya.
Bioskop-bioskop di Kudus Masa Lampau
Eddy Yusuf. Foto: Imam Arwindra |
Selain Bioskop Garuda, Eddy menjelaskan, di sebelah barat Gedung Garuda dulunya
ada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) cikal bakal Universitas Muria Kudus
(UMK). Di samping gedung STIE (sekarang Taman Bojana) juga ada Bioskop
Karya. Seiring waktu nama Karya diganti dengan Ramayana.
“Bioskop Ramayana juga termasuk bioskop elit. Harga dan
kapasitasnya kurang lebih seperti Bioskop Garuda,” tambah Eddy, warga Desa
Mlati Lor, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus.
Dia menjelaskan, di sekitar Alun-alun Simpang Tujuh Kudus ada tiga bioskop.
Bioskop Garuda, Ramayana dan satu lagi Bioskop Ria, yang sebelum dinasionalisasi bernama Bioskop Oen. “Letak Bioskop Ria yang sekarang jadi lahan parkir timur
Ramayana,” tambahnya.
Selain tiga bioskop di sekitar Alun-alun, tutur Eddy,
juga ada empat bioskop kelas menengah ke bawah yang tersebar di daerah Kudus.
antara lain, Kudus Teater yang sekarang menjadi Hotel Kenari di Jalan Kenari (Gang 3), Bioskop Citra, yang sekarang menjadi
Gudang Garam di Kelurahan Wergu Wetan, Kecamatan Kota, serta Bioskop Plasa di Desa Ploso,
Kecamatan Jati, Kudus.
“Satunya lagi bioskop yang ada di Desa Jekulo, Kecamatan Jekulo,
Kudus, yang sekarang menjadi Taman Hutan Kota dekat Dealer Suzuki. Namun namanya
apa saya lupa,” tambahnya.