Latest News

Mubarokattan Thoyyibah, Toko Buku dan Kitab Peninggalan KH Arwani Beromzet Puluhan Juta Per Hari

SEPUTARKUDUS.COM, KAJEKSAN - Rumah berdinding keramik coklat tua yang terletak di Perempatan Sucen, Kudus, terlihat di penuhi tumpukan buku dan kitab. Rumah yang dijadikan gudang sekaligus toko itu merupakan peninggalan KH Arwani Amin. Toko buku dan kitab tersebut bernama Mubarokattan Thoyyibah, yang omzet per harinya mencapai puluhan juta Rupiah.
toko buku dan kitab kudus
Karyawan toko Mubarokattan Thoyyibah Kudus sedang mengemas buku dan kitab untuk dikirim ke pelannggan, Sabtu (21/5/2016). Foto: Prabu Sipan

Hal itu dituturkan Arif  Syaifudin (33), yang bekerja di toko tersebut. Menurutnya, toko Mubarrokattan Thoyyibah selain menjual buku dan kitab secara ecer, juga melayani penjualan grosir.

Barang-brang yang dijual di toko tersebut di antaranya, berbagai macam alat-alat tulis, buku-buku bacaan Islam, meja lipat untuk mengaji, tasbih, dan lain sebagainya. "Para pelanggan biasanya membeli barang-barang tersebut antara 20 sampai 50 pcs per hari. Itu hanya dari satu pelanggan,” kata pria yang biasa disapa Arif kepada Seputarkudus.com, Sabtu (21/5/2016).

Tampak teras rumah tersebut di penuhi kardus-kardus yang berisi  berbagai alat tulis. Teras samping barat tertumpuk rapi meja lipat, sedangkan di dalam rumah tersebut ada ribuan buku bacaan dan kitab yang tertata rapi di rak-rak. Sementara para karyawan toko memasukan beberapa barang ke dalam kardus untuk dikemas lalu kemudian dikirim ke alamat pembeli.
toko mubarokattan thoyyibah
 “Barang-barang tersebut didatangkan dari berbagai daerah. Meja yang merupakan tempat mengaji itu didatangkan dari Jepara.  Sedangkan barang-barang yang lain ada yang didatangkan dari Semarang serta ada juga yang dari Surabaya," kata Arif yang juga santri di Ponpes Yanbu'ul Quran.

Para pembeli, katanya, tidak hanya dari Kudus. Mereka ada yang dari Pati, Jepara bahkan barang yang ada di toko Mubarokattan Thoyyibah juga terjual sampai luar Jawa. Sejumlah daerah di luar Jawa itu di antaranya Lampung, Jambi, serta Pekanbaru.

Arif  menjelaskan, untuk pembelian jarak jauh biasanya para pembeli memesan barang melalui sambungan telepon. Sedangkan pembayarannya dikirim melalui bank. "Kebanyakan pembeli yang dari luar Jawa itu sudah langganan, makanya semua prosedur penjualan dilakukan jarak jauh,” tambah pria yang selalu memakai peci tersebut.

Rumah yang berada di Jalan KH Turaichan Adjhury, Kelurahan Kajeksan, Kota, Kudus, itu selain difungsikan sebagai toko juga di fungsikan sebagai gudang. Tempat menyimpan barang-barang yang dijual di tempat tersebut, juga menyimpan barang yang dijual di toko lainya, yang masih milik keluarga KH Arwani. 

"Di sini ada 10 orang pekerja. Semuanya merupakan santri Ponpes Yanbu'ul Quran milik KH Arwani yang saat ini diteruskan putra-putranya. Selain di sini, toko kami ada di Jalan Sunan Kudus," ungkapnya.