“Seringnya mangkal di depan SD Kajeksan, tetapi kalau dirasa di tempat itu sepi pembeli, dia berjalan lagi menjual arum manisnya di
tempat lain. Seperti hari Minggu sekarang, sekolah kan libur, jadi tiap Minggu
pagi pasti jualan di acara Care Free Day dulu, kalau acara ini selesai baru
keliling ke tempat lain, “ kata suyitno kepada seputarkudus.com Minggu (29/ 5/2016)
Suyitno mengaku di acara Car Free Day hari ini, arum
manisnya belum laku sama sekali. “Padahal biasanya kalau sudah ramai orang
begini, sudah dapat penglaris, tapi sekarang belum," katanya.
Suyitno menjual arum manisnya seharga Rp 2 ribu sekantong
pelastik kecil. Dan bila arum manis yang ada di dalam kotaknya habis terjual
dia mendapatkan uang sebesar Rp 150 ribu. Tetapi lebih sering tidak habis, dan hanya mendapat uang Rp 70 ribu sampai Rp 75 ribu sehari.
Yitno begitu dia disapa, menuturkan, selama empat tahun di
Kudus dia hidup mengontrak dengan biaya sebulan Rp 315 ribu di Desa
Singocandi, Kecamatan Kota, bersama istri dan dua anaknya yang masih sekolah di
SD. Dia berama keluarga pulang ke Lamongan satu tahun dua kali.