Latest News

Inilah Sosok Pembuat Gebyok Ukir di Pendapa dan Gedung DPRD Kudus

SEPUTARKUDUS.COM, JANGGALAN – Rumah dengan pintu dan kusen yang dipenuhi ukiran khas Kudus di Jalan KH Nor Hadi, Kelurahan Janggalan, Kota, Kudus, tampak dipenuhi kayu dan peralatan tukang. Rumah tersebut pernah dibuat tempat pembuatan gebyok untuk DPRD dan Pendapa Kudus. Tempat pembuatan gebyok itu bernama Artis Jaya, Art & Decoration Furnitures.
gebyok khas kudus
Dony menunjukkan gebyok ukir khas Kudus karya Artis Jaya, Art & Decoration Furnitures miliknya. Foto: Rabu Sipan

Pemilik Artis Jaya, Dony Osmond (37) menceritakan, usahanya tersebut didirikan ayahnya, Almarhum Buchori. Tempat usahanya itu sudah banyak dikenal dan mendapat kepercayaan masyarakat. Bahkan, gebyok ukir yang ada di Pendapa Kabupaten Kudus dan gedung DPRD Kudus dibuat olehnya. 

“Gebyok yang ada di pendapa dan gedung DPRD itu juga kami membuat. Pelanggan kami banyak dari kalangan pejabat. Pengusaha juga banyak,” ujar Dony kepada Seputarkudus.com, beberapa waktu lalu.

Dia menuturkan, pesanan paling banyak dari Jakarta, karena rata-rata yang pesan gebyok ukir biasanya datang dari para pejabat serta para pengusaha. Meskipun begitu ada juga dari daerah lain diantaranya Semarang, Papua, serta Kudus. 

Dalam setahun, kata Doni, omzet yang didapat Artis Jaya bisa mencapai miliaran Rupiah. Bila sedang ramai pesanan, omzet pembuatan gebyok dan joglo ukir bisa lebih dari Rp 3 miliar setahun. Satu set rumah joglo, katanya, harganya bisa Rp 1,5miliar. Itu dikerjakan beberapa bulan.

“Kami tidak hanya membuat gebyok dan joglo ukir. Kami juga menerima pesanan meja ukir, pintu, ranjang, kitchen set, serta yang lainya yang berhubungan dengan kayu jati,” ujar Dony.

Menurutnya, gebyok ukuran  tiga meter dengan ukiran satu muka harganya bisa mencapai Rp 7 juta. Sedangkan, yang menggunakan ukir dua muka (luar dalam) harganya Rp 8 juta. Harga tersebut sudah termasuk ongkos pengiriman dan pemasangan. 

Strategi Penjualan Artis Jaya, Art & Decoration Furnitures

Menurut Dony agar penjualan produknya stabil, dia meminta bantuan ke Dinas Perdagangan Dalam Negeri agar diikutsertakan dalam acara pameran-pameran. Termasuk bila ada tamu pejabat-pejabat daerah lain yang berkunjung ke Kudus, agar  dirinya diizinkan untuk membagikan paflet.

Selain itu strategi tersebut, dia menggunakan gethok tular, atau promosi dari mulut ke mulut. Dony juga menjaga silaturahmi dengan pelanggan, dengan selalu menawarkan barang model baru, atau menawarkan jasa perawatan. 

“Dengan cara menjaga silaturahmi serta pelayanan yang memuaskan pelanggan, aku berharap pelanggan atau kerabat, serta temannya bisa calling bila membutuhkan produk kayu jati. Dan selama ini strategi itu lumayan berhasil untuk menjaga omzet penjualan, “ ujar nya.

Dony mengaku, saat ini di mempekerjakan enam orang tukang serta empat orang bagian finishing dengan sistem upah borongan. Sedangkan untuk mendapatkan kayu jati yang merupakan bahan baku pembuatan produknya tersebut, dia membeli dari Perhutani Blora.