Latest News

Bermula dari Hobi, Arif Kini Menjadi Perajin Rebana Sukses

SEPUTARKUDUS.COM, JANGGALAN - Dua orang tampak sibuk memasukan rebana ke dalam karung di toko Nada Musthofa yang berada di Desa Janggalan, kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, beberapa waktu lalu. Toko sekaligus produsen rebana tersebut telah menjual rebana ke sejumlah daerah di Indonesia. Namun siapa sangka, kesuksesan usaha tersebut bermula dari pemilik yang sejak sekolah dasar hobi bermain rebana.
perajin rebana di kudus
Arif (kanan) tengah mengemas rebana hasil kerajinannya untuk dikirim ke sejumlah daerah di Indonesia. Foto: Prabu Sipan

Muhamad Nanang Arif (35)  adalah sosok pemilik usaha penjualan alat musik tersebut. Dia menceritakan, usaha produksi dan penjualan rebana itu bermula dari hobinya sejak sekolah dasar gemar bermain rebana.  Justru melalui hobinya itu, kini dirinya menemukan jalan untuk mencari rezeki untuk menghidupi keluarganya.

“Sewaktu di SMP akhirnya aku memutuskan untuk serius memainkan rebana. Hobi ini sudah ada sejak aku sekolah dasar. Tak disangka, justru hobi ini yang membawa saya menemukan rezeki,” kata  Arif kepada Seputakudus.com.

Sejak saat itu, setiap ada kegiatan rebanan di sekolah maupun di desa, Arif selalu mengikutinya, hingga dia mahir memainkan alat tersebut. Sejak saat itu pula bermain rebana menjadi hobi Arif.  Bahkan selain mahir memainkannya, dia juga ahli membetulkan rebana yang rusak ataupun kurang pas suaranya.

Arif menjelaskan dari seringnya membetulkan rebana yang rusak itulah timbul  ide untuk mendirikan usaha menjual serta menerima jasa pembuatan rebana. Itu diwujudkan ketika Arif sudah memasuki bangku kuliah, dengan mendirikan galeri penjualan di Jogjakarta bersama teman- teman kuliahnya.


Buka Usaha Produksi Rebana

Lalu setelah dia lulus kuliah tepatnya pada tahun 2011, dia memutuskan untuk  tidak hanya menjual tapi juga membuat sendiri rebana-rebana tersebut. “Rebana-rebana itu aku buat di desa asal istriku, Desa Rejosari, Dawe, Kudus,”ucap  Arif.

Menurutnya saat sepi order dia membuat rebana- rebana tersebut dari nol, dari kayu hingga pemasangan kulit kambing. Sedangkan saat ramai pesanan biasanya dia mendatangkan bahan-bahan kayu dan kulit kambingnya dari Jepara lalu dirangkai.

“Kalau finishing dan buat nyetel suaranya kami kerjakan semua. Soalnya kalau dikerjakan orang lain takutnya suaranya tidak enak di dengar,” kata pria berjenggot tipis tersebut. 

Rebana- rebana buatan Arif lumayan diminati di pasar. Itu terbukti setiap bulanya usaha tersebut menghasilkan omzet antara 30 sampai 50 juta. Rebana buatan Arif selain dijual di sekitar Kudus, juga pasarkan ke luar daerah, diantaranya, Jogja, Magetan, 

Tulungagung, Surabaya, Bahkan sering juga ada pesanan dari luar pulau diantaranya Lampung, Batam, Riau serta Makasar. “Alhamdulillah usaha yang aku rintis dengan modal Rp 5 juta sekarang sudah berkembang. Semoga dengan banyaknya order aku berharap  dapat tempat untuk medirikan toko yang lebih luas, agar bisa menempatkan rebana lebih banyak lagi,” harapnya smabil tersenyum.