Saat ini di Kudus berdiri dua kampus besar, dan memunculkan tokoh-tokoh mahasiswa di tengah masyarakt. Dua kampus tersebut, yak Universitas Muria Kudus (UMK) dan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus. Tokoh-tokoh mahasiswa tersebut, pada medio 2003 hingga 2009 berperan aktif dengan tokoh mahasiwa ektra kampus dan elemen masyarakat lainnya, mendorong perubahan di Kudus.
Setelah medio tersebut, tak terdengar lagi "teriakan" para eksekutif mahasiwa dari dua kampus itu. Terjadi degradasi gerakan dan pemikiran mahasiswa. Bahkan, terjadi "kriminalisasi" gerakan dan pemikiran kritis mahasiswa, yang berkembang di antara mahasiswa. Entah dari mana penggembosan gerakan tersebut. Bisa jadi dari dalam kampus, dan bisa jadi dari kejenuhan dan kebosanan terhadap kondisi sosial pasca-Reformasi.
Pada Rabu (20/8/2014 dini hari, terpilih presiden mahasiswa baru dalam Kongres Mahasiswa di Gedung Rektorat UMK. Mahasiswa terpilih menjadi presiden, yakni Mujib Soleh. Dia merupakan mahasiwa yang selama ini aktif terlibat gerakan dan pemikiran di organisasi ektra kampus. Organisasi kemahasiswaan ektra tersebut, yakni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Sunan Muria.
PMII merupakan organ ekstra kemahasiswaan yang memiliki garis hirarkis hingga ke tingkat nasional. Sejumlah tokoh nasional yang dulu bergabung dengan PMII, di antaranya Muhaimin Iskandar dan Nusron Wahid. Dua sosok tersebut pernah menjadi ketua umum organisasi tersebut.
Terpilihnya Mujib sebagai presiden mahasiswa baru, dan dari organ gerakan dan pemikiran ekstra kampus, menjadi beban sekaligus tantangan dan kesempatan. Dengan pengalaman dan keilmuan yang selama ini di organ mahasiswa ekstra kampus terbesar di Kudus itu, seharusnya ada pembeda dengan eksekutif mahasiswa yang beberapa tahun terakhir ini tak tampak. Semoga. (Mase Adi Wibowo)