Latest News

Desa Wisata Wonosoco, Lestarikan Alam dengan Tradisi dan Budaya

SEPUTAR KUDUS - Resik-resik sendang
Desa Wisata Wonosoco, Kecamatan
Undaan, Kabupaten Kudus.
SEPUTAR KUDUS - Suara gamelan mengalun di antara lebatnya hutan jati, di kaki Gunung Blalak, tak jauh dari Sendang Dewot, Desa Wonosoco, Kecamatan Undaan, Sabtu (9/8/2014). Sejumlah warga desa hikmat menyaksikan pagelaran Wayang Klithik yang diiringi gamelan tersebut.

Pagelaran wayang kayu khas desa tersebut, merupakan satu dari sejumlah acara yang digelar masyarakat di sana. Rangkaian acara itu dibuat sebagai bentuk rasa syukur atas sumber air yang terus mengalir, mencukupi kebutuhan masyarakat.

”Tuhan telah memberikan kita sumber air dari gunung yang melimpah. Kita harus menjaganya. Jangan menebang pohon, agar bencana tidak menimpa kita,” ujar Sutikno, dalang dalam pagelaran wayang tersebut.

Kepala Desa Wonosoco Setiyo Budi mengatakan, selain pagelaran Wayang Klithik, kemarin, masyarakat juga resik-resik sendang. Sumber air tersebut dibersihkan dari lumpur yang mengendap, dan banyaknya daun dari pepohonan yang jatuh di aliran sumber air tersebut.

Selain kegiatan tersebut, sebelumnya, warga membuat acara kirab keliling desa, Kamis (7/8). Hasil bumi Desa Wonosoco, dibuat gunungan untuk diarak. Dari pemuda, sesepuh desa, hingga anak-anak, sangat antusias mengikuti acara tersebut.

”Hingga hari ini (kemarin), acara telah berlangsung selama tiga hari. Acara akan ditutup dengan pagelaran Wayang Klithik, di lokasi sumber air lainnya, besok (hari ini),” tutur kepala desa yang baru memimpin beberapa bulan terakhir.

Menurutnya, tradisi itu telah berlangsung sangat lama, dan akn terus dilestarikan. Selain menjaga tradisi dan kebudayaan, acara tersebut juga untuk selalu mengingatkan warga untuk menjaga lingkungan. Air merupakan kebutuhan penting bagi kehidupan. Sendang yang menampung sumber air dari pegunungan, harus tetap dijaga.

”Menjaga air agar tetap keluar dari sendang, kami harus tetap melestarikan hutan dan pepohonan. Jangan sampai pepohonan menjadi ditebang tanpa mempertimbangkan sumber air. Karena ini menyangkut kebutuhan primer masyarakat di sana,” tutur Setiyo.

Dia menambahkan, Wayang Klithik merupakan warisan leluhur Desa Wonosoco, dan selalu digunakan untuk tradisi memberi penghormatan pada alam. Oleh karenanya, generasi muda telah dilatih agar bisa memainkan wayang tersebut.