Latest News

Debat Capres, Jokowi-JK Dinilai Lebih Unggul Warga Sosial Media

SEPUTAR KUDUS - Pasangan Capres Jokowi-JK pada debat capres. Foto Antara
SEPUTAR KUDUS - Hasil debat capres pertama, pasangan capres dan cawapres Jokowi-JK dinilai lebih unggul oleh kalangan pengguna media sosial (sosmed) di Kudus. Kalangan sosmed menilai, jawaban-jawaban Jokowi-JK  dianggap lebih substantif dan solutif ketimbang pasangan Prabowo Hatta, yang dinilai normatif.

Bagi pengguna sosmed pendukung pasangan Jokowi-JK yang diusung PDIP, didukung Partai Nasdem, PKB, dan Hanura, jawaban-jawaban yang dilontarkan menuju pada pokok pertanyaan. Selain itu, jawaban keduanya juga konkrit, substantif dan sistematis. Banyak yang menilai, itu tidak lepas dari pengalaman keduanya yang menjadi praktisi pemerintahan.

Dari segi artikulasi, Jokowi dinilai polos dan apa adanya dalam memberi pemaparan jawaban dari moderator. Diksi atau pemilihan katanya juga tidak terlalu banyak menggunakan kata yang sulit dipahami, tapi Jokowi justru sebaliknya. Artikulasi yang cenderung lamban dengan nada dan tempo yang rendah, dinilai menunjukkan jati diri jokowi yang polos.

Pada pertanyaan tentang banyaknya peraturan dan lembaga yang tumpang tindih antara pusat dan daerah, Jokowi memaparkan jawaban yang solutif. Menurutnya, hal itu bukan sesuatu yang "sulit-sulit amat". Itu bisa diatasi dengan politik anggaran, penggunaan sistem satu pintu dengan pengelolaan teknologi informasi. Selain kebijakan dan aturan daerah sinkron dengan kebijakan pusat, pemerintah pusat juga bisa memantau perkembangan kebijakan tersebut secara riil, menggunakan teknologi informasi. Dalam hal ini, pengguna sosmed di Kudus menilai, Jokowi-JK pada debat  capres cawapres pertama ini, menang telak.

Sedangkan pasangan capres cawapres Prabowo-Hatta yang diusung dan didukung partai Koalisi Merah Putih, jawaban-jawaban mereka dinilai terlalu mengawang. Prabowo dinilai terlalu banyak menggunakan diksi yang besar, dengan artikulasi yang menggebu-gebu. Banyak jawaban Prabowo yang dilontarkan dengan gagasan besar, namun tanpa gagasan konkrit.

Sedangkan pada segmen pertanyaan antar-capres dan cawapres tentang diskriminasi hukum, banyak pengguna sosmed menilai jawaban Hatta Rajasa tak sejalan dengan kenyataan. Menurut Hatta, supremasi hukum harus ditegakkan dan tidak tajam ke atas dan tumpul ke bawah. Hal itu dinilai tidak sejalan kasus tabrakan yang menyebabkan dua orang meninggal, yang melibatkan anaknya. Hal tersebut menjadi olok-olok pengguna media sosial.

Apapun hasil dari debat capres ini, bagi pendukung kedua calon, tentu tidak akan berpengaruh banyak pada perolehan suara 9 Juli mendatang. Namun, bagi massa mengambang atau swing voters, debat capres sangat berpengaruh. Tentu, dari mana sudut pandang swing voters pada debat capres tersebut. Apakah penilaian tersebut dari penampilan, artikulasi, diksi, atau substansi jawaban-jawaban yang dinyatakan kedua pasangan capres dan cawapres. (Mase Adi Wibowo).

Artikel terkait lainnya:
Pesan KH Sya'roni Ahmadi kepada Jokowi
Ini Petuah Gus Mus pada Masyarakat Menjelang Pilpres 2014