SEPUTAR KUDUS - Gerai Wong Djowo di Jalan Sunan Muria, Kabupaten Kudus. |
Di pusat cindera mata yang terletak di Jalan Sunan Muria nomor 33 itu, berbagai kaus yang dengan bertuliskan tentang Kota Kudus, tersedia lengkap. Bebagai gambar dan tulisan, dengan desain yang sangat menarik, dapat menjadi pilihan alternatif oleh-oleh, selain kuliner dan jajanan yang sejak lama di kenal oleh masyarakat Indonesia.
Pengelola Wong Djowo, Erlis Junaedi mengatakan, terobosannya itu telah dimulai sejak tahun 2009. Dirinya melihat peluang yang besar dengan banyaknya wisatawan domestik yang melakukan wisata religi ke Kudus. Melihat peluang itu, dirinya membuat kaus bertema Kudus, yang selama ini belum tergarap siapapun.
"Di Kudus memang banyak terdapat distro yang menyajikan kaus dan jenis pakaian lainnya. Namun, untuk kaus yang bertemakan Kota Kretek, saya belum pernah menjumpai, dan ini merupakan peluang yang besar," ujar Erlis, saat ditemui di pusat oleh-oleh Wong Djowo, beberapa waktu lalu.
Produk kaus yang dijual, menurut Erlis, merupakan hasil karyanya sendiri, bersama dengan tim kerjanya. Penentuan desain dan tulisan, mereka gali dari segala hal yang ada di Kudus. Termasuk, merestorasi bentuk Menara Kudus, ke dalam desain yang lebih menarik dan tidak kaku.
Ia menyediakan produk dalam berbagai ukuran. Mulai dari orang dewasa ukuran kecil, sedang dan besar. Selain itu, dirinya juga menyediakan produk kaus untuk ukuran anak-nak. Harga yang ditawarkan, cukup murah untuk ukuran kaus dengan kualitas yang bagus. Harga ditawarkan berkisar mulai dari Rp 35 ribu, hingga Rp 55 ribu.
"Sejak didirikan, perkembangan Wong Djowo cukup lumayan bagus. Saat ini, setiap bulan hampir mencapai angka penjualan 1.000 kaos. Kebanyakan, peminat yang datang adalah wisatawan domestik yang datang ke Kudus untuk berziayarah ke makam Sunan Kudus dan Sunan Muria. Biasanya, mereka datang secara berombongan," ujar pengusaha muda itu.
Selain menyediakan produk di etalase toko, dirinya juga menerima pesanan dari luar daerah. Umumnya, pemesan adalah masyarakat Kudus yang tinggal di luar daerah. Kaus bertema Kudus yang ia produksi, kebanyakan dibuat sebagai identitas.
Ia berharap, usahanya itu akan terus menuai hasil yang signifikan. Sebagai langkah pengembangan dan percepatan kemajuan usaha, dirinya mulai merambah ke dunia maya, dengan membuat kios maya dan media sosial, untuk menarik pembeli dari luar daerah. (Suwoko)