Rubiman sedang menunjukkan sumur kuno yang ditemukan di kompleks Masjid Menara Kudus. |
Koordinator renovasi pawestren atau tempat sholat khusus perempuan Masjid Al-Aqsha, di kompleks Menara Kudus, Rabiman mengatakan, tiga sumur itu ditemukan Kamis (3/11) kemarin. Awalnya, beberapa pekerja sedang menggali pondasi masjid, namun, secara tidak sengaja menemukan sumur itu.
"Salah seorang pekerja awalnya membongkar pondasi masjid untuk dilakukan perbaruan. Secara tidak sengaja, ditemukan susunan batu bata yang tersusun melingkar, menyerupai sumur," kata Rubiman, saat ditemui di kompleks Masjid Menara Kudus, siang kemarin. Ia menambahkan, sumur tersebut mempunyai diameter sepanjang 120 centimeter, dengan kedalaman sekitar 2 meter ke dalam tanah. Susunan batu bata yang tersusun, terdiri dari 28 pasang batu bata.
Rubiman, yang juga menjadi ahli penyusun batu bata pada bangunan-bangunan purbakala itu, menduga, sumur yang ditemukan dahulu difungsikan sebagai tempat buangan air wudlu dan air dari kamar mandi masjid. Karena, saat ditemukan, ada sebuah benda yang menyerupai peralon terbuat dari tanah liat, yang menghubungkan sumur satu dengan lainnya.
Menurut Rubiman, sumur tersebut telah berumur ratusan tahun. Karena, dilihat dari batu bata yang tersusun, memiliki kemiripan dengan batu bata yang ada di bangunan lain, seperti pagar masjid dan juga menara Kudus. Dengan penemuan itu, pihaknya belum tahu akan melakukan langkah selanjutnya. Apakah akan dipertahankan, atau justru akan ditimpa banguanan pondasi.
Sementara itu, salah satu staf Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK), Deny Nur Hakim mengatakan, kemungkinan sumur yang telah ditemukan memang untuk tempat buangan air. Namun, bisa juga, sumur tersebut sebagai sumur resapan yang difungsikan sebagai filter pada sumur utama. Karena, jarak antara tiga sumur tersebut dan sumur utama yang hingga sekarang masih difungsikan berjarak relatif berdekatan, yakni sekitar 3 meter.
"Temuan ini, menunjukkan, bahwa arsitek pembangun Masjid Menara Kudus dan semua bagiannya, dirancang dengan sangat baik. Tidak hanya berpikir tentang arsitektur dan gaya banguanan, namun juga berpikir hingga hal kecil, seperti saluran drainase pada masjid," katanya. (Suwoko)