Latest News

Temukan Pembeku Darah, Siswa SD Cahaya Nur Kudus Sabet Juara Nasional

SEPUTAR KUDUS - Krisna sedang mempraktekan pembuatan formula pembeku darah dengan kulit telur ayam, di SD Cahaya Nur Kudus.
KUDUS-Kulit telur bagi masyarakat umum adalah sampah yang tidak bisa dimanfaatkan, namun tidak bagi Louis Krisna Waedana. Siswa Kelas 6 di SD Cahaya Nur itu memanfaatkan sampah kulit telur menjadi sebuah formula untuk mempercepat pembekuan darah. Penemuan yang dilakukannya membuat putra pasangan Nancy Feronica dan Yohanes Wahyu Wardana itu berhasil menjuarai lomba Science yang diselenggarakan Kalbe Farma, pada 20 sampai 21 Agustus yang lalu di Jakarta.

Krisna menceritakan, awalnya dirinya berpikir bagaimana untuk memanfaatkan limbah kulit telur menjadi sesuatu yang berguna. Pria yang gemar makan telur ceplok itu kemudia mencari referensi tentang kandungan kulit telur di buku dan browsing di internet. "Kulit telur mempunyai kandungan kalsium yang tinggi, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai formula untuk mempercepat pembekuan darah" papar anak yang suka pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam itu disela-sela peragaan pembuatan formula pembeku darah, di SD Cahaya Nur, Jalan Jendral Sudirman, Kudus, Selasa (13/9) kemarin.

Saat peragaan berlangsung, Krisna tampak seperti seorang ahli kimia yang begitu terampil meracik hasil temuannya itu dengan sejumlah peralatan pendukung. Dia menjelaskan bahan dan kandungan kulit telur, serta peralatan yang dipergunakan satu persatu. Setelah itu dia menjelaskan tahap demi tahap proses pembuatan formula pembeku darah yang ia temukan, mulai dari memblender kulit telur menjadi serbuk halus, hingga meletakkannya ke dalam darah. Krisna menambahkan, pada eksperimen yang telah ia lakukan, pada darah yang diberikan formula kulit telur, pembekuannya lebih cepat dibanding darah yang tidak diberikan formula. "Selisihnya sekitar 3 menit," ujarnya.

Menurut ibunda Krisna, Nancy mengungkapkan, Krisna adalah anak yang tidak bisa diam. Setiap waktu luang ia pergunakan untuk berselancar di internet, mencari pengetahuan untuk bahan bereksperimen. "Krisna selalu bertanya dan berpikir memanfaatkan sesuatu untuk bisa dimanfaatkan. Salah satu eksperimen yang berhasil membawanya sebagai juara di dalam perlombaan tingkat nasional adalah formula pembeku darah itu," kata Nancy yang berprofesi sebagai dokter gigi di Rumah Sakit Mardirahayu, Kudus, saat mendampingi Krisna kemarin.

Ditambahkan oleh Nancy, meski selalu berselancar di internet, namun Krisna adalah seorang anak seperti kebanyakan anak-anak lain yang suka bermain. Meski begitu, Krisna selalu disiplin untuk belajar tentang materi yang diajarkan di sekolahan. "Krisna memang tidak bisa diam dan selalu berbuat sesuatu, namun jika waktu belajar tiba, ia selalu disiplin untuk belajar materi yang didapat dari sekolanya" papar perempuan yang tinggal di Perum Jati Indah nomor 24, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus.

Sementara itu, Kepala Sekolah SD Cahaya Nur, Benedigtha Sri Lestari Yohanita mengungkapkan, kebetulan saat Krisna menghasilkan temuannya, tak berapa lama mendapat info lomba Science tingkat nasional di Jakarta. Dari 199 peserta, hasil temuan Krisna itu mampu malju hingga ke 9 besar dan meraih juara. "Dari 199 peserta di seluruh Indonesia, tahap pertama diseleksi menjadi 18 besar. Kemudian, hasil penemuan yang masuk 18 itu diminta penyelenggara untuk dilakukan presentasi. Krisna mampu mempresentasikan dengan baik dan meraih juara" katanya.

Benedigtha menambahkan, di SD Cahaya Nur di sediakan dua laboratorium yang bisa dimanfaatkan siswanya. Satu laboratorium alam yang menyediakan berbagai macam tanaman dan laboratorium dalam ruangan yang menyediakan peralatan pendukung. Setiap tahun sekolah itu selalu mengirimkan delegasi ke perlombaan olimpiade tingkat nasional, dan beberapa di antaranya berhasil meraih juara. (suwoko)