Latest News

Ratemi Sempat Diminta Pergi Satpol PP dari Tempatnya Berjualan, Tapi Kini Dia Mendapatkan Hikmahnya

SEPUTARKUDUS.COM, PLOSO -  Seorang perempuan renta memakai jilbab merah tampak sibuk melayani para pembeli di samping pagar pembatas Pasar Bitingan dengan Cafe Lunatik. Perempuan tersebut bernama Ratemi (60), seorang pedagang sayur, bumbu serta buah. Di meski sudah renta, dia harus tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
pedagang sayur pasar bitingan'
Ratemi melayani pembeli tak jauh dari Pasar Bitingan, Kudus. Foto: Rabu Sipan


Di sela aktivitasnya melayani para pembeli Ratemi sudi berbagi kisah kepada Seputarkudus.com. Dia mengaku sudah berjualan sekitar tiga tahun. Namun menurutnya sebelum berjualan di tempatnya sekarang dia dulu berdagang di atas trotoar samping pintu keluar pabrik rokok yang berada di Jalan KH Wachid Hasyim.

"Dulu aku berjualan di atas trotoar samping pintu keluar pabrik rokok. Karena di sana diminta pergi Satpol PP, aku memilih pindah di tempat sekarang," ujar perempuan yang saat berjalan sudah membungkuk tersebut.

Perempuan warga Desa Gajah, Demak, itu mengatakan, berjualan hanya sampai pukul 13.00 WIB. Karena menurutnya setiap karyawan pabrik sudah pulang dagangan aneka bumbu dan sayurnya sepi pembeli.



"Aku berjualan menyesuaikan waktu dengan karyawan pabrik rokok. Saat karyawan sudah pulang tak lama berselang aku juga menutup daganganku, meskipun daganganku belum habis terjual," ujar Ratemi.

Dia mengatakan sisa barang daganganya tersebut biasanya dia titipkan di tempat titipan sepeda disebelah Pasar Bitingan. Lalu esok harinya barang daganya tersebut dia ambil dan dia jual kembali.

"Meski aktivitas berjualanku aku sesuaikan dengan karyawan pabrik rokok, namun tak jarang para pengunjung pasar yang membeli kebutuhan dapurnya di lapakku. Ternyata dari pengusiran petugas sekarang ada hikmahnya. Karena berjualan di tempat sekarang lebih laris," ujar Ratemi yang mengaku dapat meraup omzet sekitar Rp 400 ribu sehari.

Perempuan yang sudah dikaruniai tujuh anak tersebut mengatakan, di usia senjanya dia tetap harus berjualan. Hal tersebut harus dia lakukan karena di antara ketujuh anaknya ada yang belum menikah.

"Dua di antara tujuh anakku itu belum menikah. Jadi aku harus tetap menanggung beban hidup mereka," bebernya.

Dengan berjualan menurut dia, hasilnya selain bisa mencukupi kebutuhan keluarga juga buat persiapan saat sewaktu - sewaktu dua anaknya tersebut menikah. Karena menurutnya dua anaknya hanya bekerja serabutan.