SEPUTARKUDUS.COM, BESITO – Di atas meja lipat sejumlah anak terlihat sibuk mewarnai gambar Presiden Indonesia keempat KH Abdurrahman Wahid. Dengan menggunakan krayon, mereka mewarnai sketsa Gus Dur lengkap dengan kacamata. Mereka adalah siswa Taman Kanak-kanak (TK) dan Raudhatul
Athfal (RA), yang sedang mengikuti lomba mewarnai pada kegiatan
Haul Gus Dur ketujuh, Kamis (15/12/2016).
Siswa siswi TK dan RA mengikuti lomba mewarnai karikatur Gus Dur pada Haul Gus Dur ketujuh di Kudus. Foto: Imam Arwindra |
Di antara peserta yang mengikuti kegiatan yang diselenggarakan yang diadakan Gerakan Pemuda Ansor, Fatayat, IPNU dan IPPNU Kecamatan Gebog, Kudus, yakni Aska Ainun Naim (5). Anak
laki-laki berpeci bergambar Angry Birds tersebut mengaku
baru pertama kali melihat sosok Gus Dur. Menurutnya dia mengetahui Gus Dur
pernah menjadi Presiden Republik Indonesia dan seorang kiai yang tersohor,
namun belum pernah melihat sosoknya. “Saya baru ini lihat gambar Gus Dur,”
ungkapnya setelah selesai menggambar di ruang kelas MI Al-Khurriyah, Desa Besito,
Kecamatan Gebog, Kudus.
Siswa RA Al- Khurriyah 1 Besito terlihat
mewarnai karikatur muka Gus Dur dengan warna coklat, rambutnya dengan warna hitam dan
kaca mata dengan warna biru. Sedangkan pakaiannya diwarnai hijau dengan
kerah warna kuning. Uniknya bibir Gus Dur diberi warna merah. Saat ditanya, mengapa bibirnya diberi warna merah, dia hanya membalas dengan
senyuman.
Kordinator lomba Malihatul Isnaini (22) mengungkapkan,
kegiatan lomba mewarnai dan menggambar diikuti siswa TK, RA dan MI di Kecamatan
Gebog. Menurutnya ada 130 peserta yang mengikuti dengan pembagian 80 peserta
lomba mewarnai dan 50 peserta lomba menggambar. “Untuk mewarnai dibagi menjadi
dua kategori. TK dan RA sejumlah 30 peserta dan MI kelas satu, dua dan tiga sejumlah
50 peserta,” jelasnya.
Tema yang digunakan untuk mewarnai dan menggambar yakni sosok
Gus Dur. Menurutnya, selain memperingati Haul Gus Dur ketujuh, pihaknya ingin
memperkenalkan sejak dini sosok Gus Dur kepada anak-anak. Diakui, siswa-siswa
yang mengikuti lomba terutama yang mewarnai tidak melihat saat Gus Dur masih hidup. Mereka hanya pernah mendengar Gus Dur pernah menjadi
Presiden Indonesia, Bapak Pruralisme dan pemersatu umat.
Namun, katanya, beberapa peserta masih ada yang belum pernah melihat sosoknya secara visual. “Sosok Gus Dur harus diperkenalkan sejak dini. Kami memperkenalkan melalui lomba mewarnai dan menggambar. Untuk menggambar diperuntukkan siswa MI kelas empat, lima dan enam,” tuturnya.
Namun, katanya, beberapa peserta masih ada yang belum pernah melihat sosoknya secara visual. “Sosok Gus Dur harus diperkenalkan sejak dini. Kami memperkenalkan melalui lomba mewarnai dan menggambar. Untuk menggambar diperuntukkan siswa MI kelas empat, lima dan enam,” tuturnya.
Selain kegiatan lomba mewarnai dan menggambar sosok Gus Dur,
Panitia kegiatan bersama juga menyelenggarakan lomba menulis surat
untuk Gus Dur dan menulis esai yang bertema semua tentang Gus Dur. Menurutnya, surat-surat
yang ditulis siswa MTs dan SMP tersebut tentang isi hati, pandangan dan
kekaguman dengan sosok Gus Dur. “Nanti surat-surat tersebut akan kita kirim ke
keluarga Gus Dur,” tambah Qomarul Adib, Ketua Steering Commite (SC) Panitia
Pelaksana Haul Gus Dur ketujuh.
Menurut Qomarul Adib, dalam rangkaian kegiatan juga ada bedah buku Peci Miring yang langsung dibedah penulisnya Aguk Irawan tanggal 18 Desember 2016. Selain itu, terakhir ada Ansor Loyal Club (ALC) tanggal 29 Desember 2016 di balai desa Besito. “Tema untuk ALC nanti tentang sosok Gus Dur,” tambahnya.
Menurut Qomarul Adib, dalam rangkaian kegiatan juga ada bedah buku Peci Miring yang langsung dibedah penulisnya Aguk Irawan tanggal 18 Desember 2016. Selain itu, terakhir ada Ansor Loyal Club (ALC) tanggal 29 Desember 2016 di balai desa Besito. “Tema untuk ALC nanti tentang sosok Gus Dur,” tambahnya.