SEPUTARKUDUS.COM, DUKUHWARINGIN - Ratusan pohon bambu tumbuh di kawasan air terjun Kedung Gender, Desa Dukuhwaringin,
Kecamatan Dawe, Kudus. Jarak lokasi sekitar satu kilometer dari pemberhentian bus
dan pangkalan ojek Makam Sunan Muria. Di tengah rimbunan pohon bambu, air mengalir melaului sela-sela batu besar di sungai. Tampak beberapa orang duduk
bersantai di atas batu-batu besar sambil menikmati segelas kopi dan camilan.
Sejumlah pengunjung air terjun Kedung Gender, Desa Dukuhwaringin, Kecamatan Dawe, Kudus, menikmati kompi di bebatuan besar di muara air terjun. Foto: Imam Arwindra |
Kebun bambu tersebut, menurut pengelola wisata air terjun
Kedung Gender, Hasanudin (37), milik warga Desa Dukuhwaringin. Pohon bambu dibiarkan tumbuh untuk menambah suasana asri lokasi wisata.
Dia menuturkan, pengunjung dapat bersantai dengan duduk di atas batu sambil
menikmati Kopi Japan dan camilan.
"Pengunjung dapat bersantai sambil ngopi di tengah kebun bambu," ungkapnya saat ditemui di air terjun Kedung Gender, belum lama ini.
"Pengunjung dapat bersantai sambil ngopi di tengah kebun bambu," ungkapnya saat ditemui di air terjun Kedung Gender, belum lama ini.
Kepada Seputarkudus.com, dia menjelaskan, pohon bambu di lokasi tersebut berjenis bambu petung
yang berukuran besar dan tinggi. Bambu sengaja dibiarkan tumbuh lebat
untuk menambah keindahan wisata Kedung Gender. Bagi para pengunjung, pengelola
memberikan akses masuk gratis. Pengelola hanya memberikan restribusi parkir Rp
3 ribu yang digunakan untuk pembangunan jalan. "Tapi untuk makan dan minum
bayar sendiri loh ya. Harganya
dibawah Rp 5 ribu semua," jelas sambil tersenyum.
Menurutnya, restribusi parkir digunakan untuk
membangun akses jalan masuk menuju lokasi air terjun. Pembangunan jalan
dilakukan secara gotong royong oleh masyarakat Desa Dukuhwaringin dan pemuda
yang tergabung dalam Organisasi Pemuda Talang Wesi (Opsi).
Dia memberitahukan, saat ini pihaknya sedang membangun akses jalan yang lebih dekat untuk menuju air terjun. Dengan jalan baru ini pengunjung akan bisa memperpendek jarak sekitar 200 meter dibanding akses jalan yang kini tersedia. "Untuk jalan yang sudah ada memutar. Ini sedang kami buatkan jalan supaya lebih dekat," terangnya.
Dia memberitahukan, saat ini pihaknya sedang membangun akses jalan yang lebih dekat untuk menuju air terjun. Dengan jalan baru ini pengunjung akan bisa memperpendek jarak sekitar 200 meter dibanding akses jalan yang kini tersedia. "Untuk jalan yang sudah ada memutar. Ini sedang kami buatkan jalan supaya lebih dekat," terangnya.
Wakil Ketua Opsi itu juga menuturkan, selain menikmati
kebun bambu dan air terjun Kedung Gender, pengunjung juga bisa membawa
oleh-oleh berupa kaus. Kaus tersebut
dijualnya dengan harga Rp 30 ribu hingga Rp 45 ribu. " Untuk baju ukuran
anak-anak cukup Rp 30 ribu, terangnya.
Menurutnya, objek wisata yang baru dibuka secara umum mulai 26 Agustus 2016 itu akan terus dikembangkan menjadi tempat wisata yang nyaman. Dia mengungkapkan, saat ini setiap hari terdapat pemuda Opsi di lokasi wisata yang siap membantu pengunjung jika memerlukan bantuan. " Ini upaya supaya pengunjung benar-benar nyaman," tambahnya.
Menurutnya, objek wisata yang baru dibuka secara umum mulai 26 Agustus 2016 itu akan terus dikembangkan menjadi tempat wisata yang nyaman. Dia mengungkapkan, saat ini setiap hari terdapat pemuda Opsi di lokasi wisata yang siap membantu pengunjung jika memerlukan bantuan. " Ini upaya supaya pengunjung benar-benar nyaman," tambahnya.