Totok sedang menjaga WC Umum di Taman Bojana, Kudus. Foto: Ahamad Rosyidi |
Kepada Seputarkudus.com, Totok sudi berbagi kisah hidupnya di Kudus sebagai penjaga WC umum. Dia menceritakan, dirinya baru sektar satu setengah bulan menjaga WC umum di Taman Bojana. Tetapi dia merantau dan bekerja srabutan di Kudus sejak 1997. Dia menjaga WC umum bergantian dengan satu temannya yang juga orang Tasikmalaya. Mereka bergantian selama satu bulan sekali menjaga WC umum milik orang Bandung itu.
“Mencari pekerjaan sekarang susah, inginnya ya bekerja yang lebih baik. Saya baru satu setengah bulan menjaga WC umum, gantian sama teman saya orang Tasikmalaya juga. Jadi kalau bulan ini saya, bulan depan ganti dia, dan saya pulang ke Tasikmalaya satu bulan sekali,” ungkap pria tiga anak itu.
Dari hasil menjaga WC umum Totok, hanya mendapat uang sekitar Rp 30 ribu per hari. Dia mengaku kesulitan untuk mencukupi kebutuhan keluarganya di Tasikmalaya. Dia masih memiliki tiga anak yang masih sekolah. Anak pertamanya masih di sekolah menengah atas (SMA), anak keduanya masih di sekolah menengah pertama (SMP), dan yang terakhir masih belajar di pendidikan anak usia dini (PAUD).
“Penghasilan saya di sini ya saya cukup-cukupkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Saat bergantian jaga WC dan libur di rumah satu bulan kadang saya ikut jadi kuli bangunan juga. Apa saja yang bisa saya lakukan untuk mencukupi kebutuhan,” jelasnya sambil menghisab rokok.
Totok membuka WC umumnya mulai pukul 6.00 WIB hingga pukul 22.0 WIB. Selain itu dia juga mengaku membersihkan WC setiap saat setiap WC umum terlihat kotor. Dan untuk menghemat biaya Totok memilih tidur di muaola dekat WC umum yang dijaganya.
“Setiap waktu saya bersihkan saat terliat kotor, agar pengguna juga nyaman kalau WC-nya bersih. Saya tidur di musala ini, selain untuk menghemat biaya juga biar pagi-pagi bisa langsung saya buka WC-nya,” tuturnya.