Latest News

Asep: Air Terjun Kedung Gender Dukuhwaringin Lebih Indah Ketimbang Montel

SEPUTARKUDUS.COM, DUKUHWARINGIN - Suara serangga terdengar nyaring di aliran sungai Desa Dukuhwaringin, Kecamatan Dawe, Kudus. Aliran sungai tersebut bersumber dari air terjun Kedung Gender setinggi sekitar 15 meter. Sekilas kondisi air terjun yang baru-baru ini dibuka untuk umum seperti air terjun Montel yang berada di Desa Colo, debit air besar dan bisa digunakan untuk berenang.
air terjun kedung gender kudus
Sejumlah pengunjung menikmati pemandangan di lokasi air terjun Karang Gender, Desa Dukuhwaringin, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus. Foto-foto: Imam Arwindra


Namun menurut Asep Sofianto pengunjung asal Kudus yang ditemui Seputarkudus.com, akhir pekan beberapa waktu lalu, air terjun Montel masih kalah bagus dengan air terjun Kedung Gender. Dia beralasan, air terjun Kedung Gender kondisinya masih alami dan pemandangan lebih indah. "Ini saja airnya segar sekali," ungkapnya.

Dia yang datang bersama anak dan istrinya mengaku mengetahui air terjun Kedung Gender dari temannya yang bertempat tinggal di Desa Colo. Saat pertama kali datang dia terkagum dengan kondisinya yang indah. Menurutnya, dia sudah dua kali datang di lokasi yang sama. "Saya tahu ini dari teman di Colo. Ini anak saya sampai nyebur bermain air," tuturnya.



Asep juga mengetahui tempat yang dikunjunginya terbilang masih baru, karena baru dibuka untuk umum. Dia mengusulkan, akses menuju ke lokasi air terjun dibuat lebih baik dan aman. Selanjutnya, warung-warung yang berada di kawasan air terjun agar ditata lebih rapi lagi. 

"Sudah bagus. Ini saja sudah disediakan karung sampah untuk pengunjung. Namun ditata lebih baik lagi supaya lebih indah," jelasnya.

Pengelola air terjun Kedung Gender Hasanudin (37) menuturkan, air terjun yang dikelolanya bersama masyarakat Desa Dukuhwaringin baru dibuka untuk umum tanggal 26 Agustus 2016. Menurutnya, debit air terjun setinggi sekitar 15 meter tersebut tidak pernah kering. "Saat musim kemarau di Montel biasanya kering, di sini (air terjun Kedung Gender) tidak pernah kering walau air yang keluar sedikit," ungkap dia yang rumahnya dekat dengan akses masuk air terjun.



Hasanudin menceritakan, air terjun tersebut sebenarnya sudah lama ada, namun belum diketahui khalayak umum. Dulu, sebelum dibuka untuk umum sering digunakan untuk bermain anak-anak Desa Dukuhwaringin. Karena melihat potensi pariwisata yang bagus, akhirnya pemuda desa yang tergabung dalam Organisasi Pemuda Talang Wesi (Opsi) beserta masyarakat desa Dukuhwaringin bergotong royong membuat akses jalan menuju lokasi. 

"Pertama kali yang hadir seingat saya ada 15 orang. Mungkin karena sering difoto dan di-posting di media sosial akhirnya pengunjung semakin bertambah," terang dia.

Dia yang juga Wakil Ketua Opsi itu menuturkan, saat ini pengunjung yang datang lebih dari 100 orang setiap hari. Menurutnya, jumlah tersebut akan meningkat dua kali lipat saat akhir pekan. "Pengunjung yang datang tidak dipungut uang, alias gratis. Cuma membayar parkiran Rp 3 ribu. Itu juga untuk biaya pembangun lokasi wisata," ungkapnya.