Latest News

Meski Sempat Kesetrum Mic, Tim Rebana TBS Es-Salafy Berhasil Juarai Festival Hadroh Nasional di Sleman

SEPUTARKUDUS.COM, KAJEKSAN – Dalam Festival Hadroh Pekan Kreatifitas Santri Nasional dan Liga Santri Nusantara, Kamis (27/10/2016), terdapat satu-satunya peserta dari Kudus. Peserta tersebut yakni Es-Salafy, grup rebana Madrasah Aliyyah (MA) Tasywiquth Thullab Salafiyyah (TBS) Kudus. Meski satu peserta sempat kesetrum saat tampil, namun mereka berhasil menjadi juara dalam Festival Hadroh tingkat Nasional tersebut.
juara Festival Hadroh Pekan Kreatifitas Santri Nasional dan Liga Santri Nusantara
Grup Rebana Es-Salafy Madrasah TBS tampil Festival Hadroh Pekan Kreatifitas Santri Nasional dan Liga Santri Nusantara di Sleman, Yogyakarta. Foto: TBS



Kepada Seputarkudus.com, Ketua Es-Salafy Lutfi Awalin mengatakan, acara tersebut diselenggarakan Robithoh Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU). Es-Salafy merupakan satu-satunya perwakilan dari Kabupaten Kudus yang tampil dalam acara itu dan berhasil menjadi juara. 

Dia mengatakan tidak ada persiapan khusus dalam mengikuti kegiatan tersebut. Menurutnya pihaknya hanya melakukan latihan selama tiga kali. “Tidak ada persiapan khusus. Sebelum pergi kami sowan dulu dengan masyayikh dna berziarah ke Makam Sunan. Mungkin itu yang membuat kami berhasil” ungkapnya yang ditemui saat berkumpul dengan anggota Es-Salafi, Jumat (28/10/2016).

Lutfi menuturkan, saat bertanding ada hal yang sulit terlupakan, yakni micropone yang digunakan mengeluarkan setrum. Menurutnya, ada kabel yang bocor sehingga membuat dia sempat kaget karena kesetrum. “Sempat gemetar sebentar, mic-nya nyetrum,” ungkapnya yang mengundang tawa.


Diceritakan, vokal dari Es-Salafy ada empat orang. Saat itu di depannya ada dua micropone kabel yang tergeletak. Saat akan mulai melantunkan selawat ternyata micropone yang dipegangnya terasa ada yang aneh. Micropone pertama itu tak jadi digunakan dan diambil micropone kedua. Bermaksud ingin mengerjai teman sesama vokalis, ternyata micropone kedua yang diambil juga ada setrumnya. “Kadang strumnya tiba-tiba besar. Kalau kena bibir mak griming. Gemetaran pokoknya,” jelasnya.

Lutfi Awalin memberitahukan, keseluruhan personil Es-Salafy ada 15 orang. Keseluruhan personel masih duduk di kelas 11 dan 12 MA TBS. Saat bertanding menurutnya melantunkan lagu Ya Lal Wathon dan Sidanan Nabi. “Lagu Ya Lal Wathon lagu wajib dan Sidanan Nabi pilihan. Dikasih waktu maksimal 13 menit,” tambahnya.

Menurutnya, alat-alat yang dipergunakan sama seperti grup rebana pada umumnya di antaranya terbang, bass, darbuka, tam, tamborin dan icik. Dia menuturkan, kemenangan yang didapat bukan serta merta karena skill bermusiknya, melainkan doa dari masyayikh dan dukungan para alumni TBS yang tergabung dalam Ikatan Siswa Arbituren (Iksab). “Es-Salafy punya lagu andalan yakni Tashwiquna,” jelasnya.

Abdulloh Hamid panitia Pekan Kreatifitas Santri Nasional dan Liga Santri Nusantara mengungkapkan, menurutnya ada 15 finalis hadroh terbaik tingkat Nasional yang berlaga pada Festival Hadroh. Menurutnya ada 15 finalis akan diambil tiga yang terbaik. “Posisi pertama nomor undian 14 dengan nilai 880 oleh TBS Kudus, nomor dua Pondok Pesantren Darul Qur’an Gunung Kidul dengan nilai 835 dan nomor tiga nomor undian tujuh dari Pondok Pesantren Assalam Sleman, 815,” ungkapnya melaui aplikasi whatsapp.

Menurutnya, dalam acara penutupan Pekan Kreatifitas Santri Nasional, Es-salafy akan mendapatkan kesempatan untuk tampil sebagai penghibur rentetan kegiatan dari tanggal 26-30 Oktober 2016 di Stadion Maguwoharjo, Sleman. “Kegiatan ini diadakan oleh RMI NU sebagai asosiasi pesantren NU bekerja sama dengan Kementrian Agama,” jelasnya.

Selain itu dia memberitahukan, guna meningkatkan pelayanan publik dalam menyediakan informasi pondok pesantren, RMI NU melalui kordinator Gerakan Nasional Ayo Mondok melakukan launcing aplikasi ‘Ayo Mondok’ yang dapat diunduh melalui playstore. Hamid menjelaskan, aplikasi tersebut menyediakan informasi profil pondok pesantren secara detail yang bisa dipergunakan calon santri. “Pekan Kreatifitas Santri Nasional ini diharapkan mampu membumikan khasanah keilmuan dalam pesantren ataupun tradisi dalam dunia pesantren,” ungkapnya.