Latest News

Di Kedai Kopi No. 8 Coffee Shop Kudus, Ada Sajian Kopi Tak Berwarna Pekat Tapi Beraroma Kuat

SEPUTARKUDUS.COM, KRAMAT – Cucuran air kopi mengalir dari alat berbentuk corong menuju teko saji berbahan kaca. Filter putih tersemat di corong untuk memisah ampas kopi. Seduhan air kopi tersebut kemudian dituangkan ke dalam gelas untuk diberikan kepada pelanggan di No. 8 Coffee, Jalan Menur, Desa Kramat, Kecamatan Kota, Kudus.
kopi no. 8 coffee kudus
Barista No. 8 Coffee sedang menyeduh kopi untuk pelanggan. Foto: Imam Arwindra


Menurut barista No 8 Coffee Imam Kurniawan (24), dirinya sedang membuat kopi menggunakan alat V 60. Menyeduh kopi dengan alat tersebut akan menghasilkan sensasi nikmat kopi seperti minum teh. Dia menjelaskan, tekstur yang dihasilkan lebih soft ketimbang dibuat tubruk. 

“Kalau ada yang bilang serasa minum teh, bisa dibilang memang begitu. Karena cairan kopi yang dihasilkan lebih soft dan clean,” tuturnya saat ditemui di No 8 Coffee, belum lama ini.

Dia menjelaskan, alat V60 merupakan satu di antara alat penyeduh kopi dengan metode pour over. Sekilas kopi yang dihasilkan dari V60 seperti teh pada umumnya, berwarna coklat kehitaman. Dia menuturkan, V60 berbentuk kerucut pada bagian bawahnya. Berbahan keramik, metal, kaca mapun plastik. “Kopi yang dihasilkan tanpa ampas, karena sudah tersaring,” tambahnya.



Imam yang sekaligus pemilik No. 8 Coffee menuturkan, desain corong dan kertas filter tersebut berfungsi agar ekstraksi yang dikeluarkan serbuk kopi tidak terlalu banyak. Menurutnya, air hanya akan melewati serbuk kopi dan langsung turun ke gelas.

Dia membandingkan, untuk penyeduhan dengan cara ditubruk akan menghasilkan air kopi yang kental. Menurutnya, serbuk kopi akan terus terekstraksi karena berada di dalam air. “Inilah sebabnya mengaoa menyeduh kopi dengan V60 lebih soft, clean serta aroma dan karakter yang dihasilkan kuat,” terang dia yang pernah kuliah di Akademi Komunikasi Indonesia (Akindo) Jogjakarta Jurusan Advertising.

Alat V60, katanya, berasal dari Negeri Sakura, Jepang, yang diproduksi Hario. Menurutnya, Hario merupakan perusahaan Jepang yang berdiri tahun 1921 dengan fokus produksi pembuatan keramik dan kaca tahan panas untuk perlengkapan labolatorium. Dalam Bahasa Jepang, Hario berarti raja gelas. “Dari kebiasaan orang Jepang yang terbiasa minum teh, akhirnya alat V60 ini tercipta,” tambahnya.



Imam menceritakan, No. 8 Coffee didirikan 13 April 2015. Kedai miliknya cukup terkenal dengan seduhan V60, karena fokus dengan penggunaan alat tersebut. Dia menyebutkan, harga segelas kopi hasil seduhan V60 di kedainya seharga Rp 8 ribu hingga Rp 20 ribu. “Untuk jenis kopi semua bisa. V60 hanya alat seduhnya saja. Di sini kebanyakan pakai arabika,” ungkapnya.

Dia membeberkan, dalam membuat segelas kopi dengan alat V60 berat serbuk kopinya 15 gram dengan air panas 190 mililiter. Air tersebut dengan suhu panas 85-95 derajat selsius. Tebal serbuk kopi menurutnya tidak terlalu halus dan tidak belebihi gula putih. 

“Setiap jenis kopi perlakuannya berbeda-beda. Untuk filternya saya pakai jenis Kono,” tutur Imam yang bertempat tinggal satu lokasi dengan kedainya.