Bengkel khusus Vespa Pak To di Jalan Jendral Sudirman, barat Pasar Kliwon, Kudus. Foto: Sutopo Ahmad |
Pria tiga anak ini menjelaskan, dia memulai usaha penjualan Vespa sejak 1975. Saat ini penjualan Vespa miliknya tak menentu. Terkadang tiga bulan sekali dia hanya bisa menjual satu Vespa. “Tahun 1985, penjualan Vespa sangat mudah. Namun, saat ini penjualan Vespa sangat sulit, jarang ada pembeli yang datang,” ungkapnya kepada Seputarkudus.com, belum lama ini.
Menurutnya, saat ini dirinya memiliki 25 Vespa yang dijual di bengkel miliknya dengan berbagai macam jenis. Koleksi Vespa miliknya antara lain Vespa Sprint 150, Special, Exclusive, Super, Excel dan juga jenis Vespa "Endok". Harganya beragam, mulai dari Rp 4 juta hingga Rp 17 juta.
Warga Desa Nganguk, RT 01 RW 02 Kecamatan Kota, mengatakan, dia mendapatkan sejumlah Vespa dari penjual yang menawarkan motornya. Menurutnya, selama dia berjulan kendaraan Vespa, pembelinya kebanyakan anak muda. “Biasanya anak muda yang sering ke sini. Dia membeli Vespa yang harganya murah-murah. Katanya, mau di buat touring bersama para komunitas Vespa,” terangnya.
Dia mengatakan, banyaknya pabrikan motor membuat produk berbahan plastik pada body luarnya. Hal itu membuat harga kendaraan semakin terjangkau. Selain itu, desain kendaran motor setiap tahun muncul yang baru, membuat Vespa tersisih dari pasaran. Masyarakat lebih suka dengan kendaran yang umurnya lebih muda, dibandingkan dengan motor Vespa yang kebanyakan produk lama.
Selain menjual sejumlah Vespa, dia juga membuka bengkel khusus Vespa dan menjual berbagai macam kebutuhan onderdil Vespa. Tidak hanya itu, dia juga menjual dan melayani pembuatan jok motor. “Suku cadang onderdil Vespa saya dapatkan dari Jakarta dan Semarang. Toko yang ada di Semarang mendapatkan suku cadang dari Taiwan dan Korea. Kalau jok motor ini, saya beli dari Jakarta dan Surabaya,” tambahnya.