Sejumlah orang yang tergabung dalam Vaper Community Karesidenan sedang menikmati Vaping. Foto Imam Arwindra |
Andika, satu di antara penikmat Vaping tersebut, mengatakan, sebelum beralih ke Vaping dulu dia seorang perokok. Karena ingin berhenti merokok, akhirnya dia mencoba beralih ke Vaping. “Saya tergoda dengan rasanya. Ada rasa buah, creamy dan masih banyak lagi. Terlalu sering menggunakan Vaping, akhirnya kalau merokok terasa ampang,” tuturnya saat ditemui di kediamannya, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, berbagai macam rasa muncul disebabkan karena cairan Vaping yang bernama liquid. Vaping memiliki banyak rasa, buah-buahan, kopi, susu, krim dan masih banyak lagi. “Ini juga ada rasa tembakau,” tuturnya.
Pengguna Vaping atau Vapor di Kudus menurutnya sudah mencapai lebih dari 100 orang. Dia beranggapan, Vaping sudah menjadi gaya hidup baru kalangan anak muda dan orang tua. “Untuk anak muda biasanya juga dibuat seni asap. Jadi asapnya bisa dibuat bentuk O maupun bentuk-bentuk yang lain,” ungkapnya.
Perlengkapan Vaping yang dijual Andika di kediamannya. Foto: Imam Arwindra |
Andika yang menjual perlengkapan Vaping menuturkan, penguna Vaping diimbau berusia lebih dari 18 tahun. Menurutnya jika ada anak-anak di bawah umur 18 tahun membeli liquid atau perlengkapan Vaping ditokonya tidak akan dilayani. “Di alatnya sudah terdapat simbol umur 18 tahun dilarang mengunakan,” tambah dia yang mempunyai toko di rumahnya.
Farry Adi Noor Rakhman yang duduk d isebelah Andika menuturkan, Vaping bisa menghentikan kebiasaan orang merokok. Menurutnya, sebelum menggunakan vaping dirinya juga seorang perokok. Namun setelah mencoba Vaping akhirnya dia berpindah ke Vaping. “Namun ada juga yang menggunakan Vaping tapi masih rokok,” ungkapnya sambil menunjuk laki-laki bertubuh gemuk di depannya.
Vaping, kata Farry, sejenis rokok elektrik yang aman. Vaping bisa dikatakan revolusi dari Shisha Turki. Dia menceritakan sebelum tahun 2010 rokok elektrik sudah muncul di Indonesia produksi oleh Negara Amerika. “Bedanya Vaping dan rokok adalah, kalau Vaping menghasilkan uap dan rokok menghasilkan asap,” tuturnya.
Dia yang berkerja di perusahaan perbankan di Kudus menuturkan, cara kerja Vaping yakni penguapan dari cairan (liquid) yang diteteskan pada kapas nantinya akan dipanaskan energi listrik. Menurutnya, alat Vaping pada dasarnya ada dua bagian yakni mod (tempat batere dan pemicu listrik) dan atomizer atau tempat liquid (tempat meletakkan liquid dan sebagai tempat penguapan cairan).
Farry memberitahukan harga Vaping berbagai merek dan jenis antara Rp 80 ribu hingga Rp 40 Juta. Untuk liquidnya satu botol isi 50 mililiter dan 55 mililiter antara Rp 90 ribu sampai Rp 180 ribu. “Satu botol liquid bisa habis antara dua mingggu, namun juga tergantung penggunaan,” terangnya.