Latest News

Pria Asal Tegal Ini Keliling Daerah Berjualan Holder Mobil, Sehari Sisihkan Rp 20 Ribu untuk Keluarga di Kampung

SEPUTARKUDUS.COM, GETAS PEJATEN - Terik matahari yang menyengat mengiringi aktivitas seorang pria bertopi hitam di Jalan R Agil Kusumadya, Getas Pejaten, Jati, Kudus. Dirun (41), nama pria tersebut, menggendong tas ransel dan memegang empat holder mobil di tangan kiri, dan satu di tangan kanannya. Dia asli Tegal, berjualan holder mobil di Kudus untuk menyukupi kebutuhan keluarganya di kampung halaman. 
jual holder mobil
Dirun menjajakan holder mobil di depan Gedung DPRD Kudus. Foto: Ahmad Rosyidi


Di sela kesibukannya menjual holder mobil di lampu merah depan kantor DPRD Kudus tersebut, Dirun menceritakan kisah hidupnya yang berpindah-pindah tempat untuk berjualan demi keluarganya. Dia mengaku sudah tiga bulan menjual holder mobil di Kudus. Sebelumnya, Dirun pernah berjualan di Malang, Purwokerto, Solo, Jogja, bahkan pernah sampai Sumatera dan Sulawesi. 

"Saya memiliki dua anak yang masih duduk di bangku sekolah SD (sekolah dasar). Saya selalu meluangkan waktu untuk pulang kampung di Tegal satu atau dua bulan sekali," ujarnya kepada Seputarkudus.com belum lama ini.

Dirun menjelaskan, holder yang dia jual berfungsi untuk meletakkan ponsel di mobil. Umumnya, holder tersebut diletakkan di dashboard, namun ada pula yang diletakkan di kaca depan. Holder itu dijual seharga Rp 80 ribu. Holder itu dipesan dari Jakarta kemudian dijual di Kudus. Dirun mengaku berjualan di Kudus bersama tiga rekannya, yang juga dari Tegal. 

“Mumpung lagi ramai di pasaran, jadi saya berjualan holder. Saat lagi ramai orang butuh bendera, seperti bulan lalu, ya pernah jual bendera. Saya di Kudus bersama tiga teman saya yang juga dari Tegal. Kami tinggal di kos, tapi yang satu sudah pulang kampung,” jelasnya.

Penghasilan Dirun menjual holder sekitar Rp 50 ribu per hari. Hasil tersebut digunakan untuk kebutuhan sehari-hari biasanya. Dia menyisihkan Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu dari hasil berjualan untuk dikirim ke rumah. “Tapi tak jarang dalam satu hari cuma laku lima atau enam dan hanya cukup untuk beli makan saja,” tambahnya.

Demi menghidupi keluarga di kampung halaman, Dirun mengatakan pekerjaan apa saja dilakukannya. "Kuli bangunan pernah, ikut jadi nelayan juga pernah. Kalau musimnya bagus saya juga ikut mencari ikan di laut, di Tegal,” ungkap Dirun.