SEPUTARKUDUS.COM, PURWOREJO – Sejumlah tenda berjejer di depan gedung Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Bae, Desa Purworejo,
Kecamatan Bae, Kudus. Tampak kerumunan anak-anak sedang duduk beralaskan
tikar. Anak-anak tersebut bersemangat dalam mengikuti Kemah Dongeng
Kemerdekaan, Sabtu (20/8/2016).
Kegiatan yang diadakan Omah Dongeng Marwah pesertanya bukan hanya dari Kudus. Noor Kholis peserta dari Jepara mengungkapkan, dia bersama 20 anak didiknya ikut serta dalam kegiatan Kemah Dongeng Kemerdekaan. Menurutnya, kegiatan yang dilaksanakan tergolong unik dan mengasikkan.
Kemah Kemerdekaan Omah Dongeng Marwah. Foto: Imam Arwindra |
Kegiatan yang diadakan Omah Dongeng Marwah pesertanya bukan hanya dari Kudus. Noor Kholis peserta dari Jepara mengungkapkan, dia bersama 20 anak didiknya ikut serta dalam kegiatan Kemah Dongeng Kemerdekaan. Menurutnya, kegiatan yang dilaksanakan tergolong unik dan mengasikkan.
“Kami memang sudah merencanakan untuk datang. Jujur karena kepincut dengan sistem pembelajaran yang unik dan mengasikkan,” ungkap dia yang datang dari SD Semai (Semangat Anak Indonesia), Desa Senenan, Kecamatan Tahunan, Jepara.
Menurutnya, sistem pembelajaran di Marwah berbeda dengan
sistem pembelajaran di sekolah formal pada umumnya. Di Marwah pola pembelajaran
lebih mengedepankan kreativitas, pembentukan mental dan kebebasan terhadap
anak. Jadi anak tidak merasa terbebani saat mereka belajar. Dia mencontohkan, di antara
pembelajaran yang mengasikkan yakni belajar matematika menggunakan lagu.
“Itu mereka sedang menyanyikan lagu bilangan pecahan dengan nada lagu Anak Kambing Saya,” ungkap dia sambil mendengarkan lagu yang dinyanyikan.
Selain itu menurutnya, Omah Dongeng Marwah juga mempunyai tarian matematika. Tarian tersebut memperagakan tentang jenis-jenis bangunan datar. “Sebenarnya sekolah saya (SD Semai) juga senada dengan pola pembelajaran di Marwah. Sekolah yang membuat anak benar-benar merdeka,” terangnya.
“Itu mereka sedang menyanyikan lagu bilangan pecahan dengan nada lagu Anak Kambing Saya,” ungkap dia sambil mendengarkan lagu yang dinyanyikan.
Selain itu menurutnya, Omah Dongeng Marwah juga mempunyai tarian matematika. Tarian tersebut memperagakan tentang jenis-jenis bangunan datar. “Sebenarnya sekolah saya (SD Semai) juga senada dengan pola pembelajaran di Marwah. Sekolah yang membuat anak benar-benar merdeka,” terangnya.
Kholis yang datang menggunakan angkot biru menuturkan, selain
ingin belajar pola pembelajaran di Marwah, dia juga ingin memberikan pengalaman
berharga kepada anak didiknya untuk kenal dengan orang-orang baru. Mereka akan membaur
dan saling berkenalan. “Otomatis jiwa sosialnya akan terbentuk dan mentalnya
akan terlatih,” ungkapnya.
Dalam kegiatan Kemah Dongeng Kemerdekaan, ketua panitia Arif
Rohman (24) menuturkan, kegiatan ini di konsep seperti sedang berkemah di alam
luas. Anak-anak akan menginap semalam di tenda sambil mereka berlomba mendongeng.
“Kegiatan ini untuk peringatan Kemerdekaan Indonesia ke-71. Jumlah peserta
40 an lebih anak. Mereka masih sekolah
di SD dan SMP,” terangnya.
Nantinya juga akan ada pemutaran film Macan Putih Muria yang
dibuat anak-anak Marwah. Menurutnya, film tersebut menceritakan tentang
sejarah Pasukan Macan Muria yang ada di Kudus dalam melawan penjajahan Belanda.
“Filmnya berdurasi sekitar 18 menit yang diperankan dan diedit sendiri oleh
anak-anak Omah Dongeng Marwah,” tambah Arif yang juga alumni STAIN Kudus.