SEPUTARKUDUS.COM, GARUNG LOR – Sejumlah barista (peracik kopi) memasukkan biji kopi kedalam grinder untuk dihaluskan di Wajik Coffee Shop Kudus, belum lama ini. Setelah air mendidih, mereka kemudian menuangkannya di atas kertas filter yang dalamnya terdapat serbuk kopi. Tampak air berwarna hitam keluar dari bawah kertas fiter tersebut. Setelah segelas kopi jadi, kopi-kopi tersebut dibawa untuk dites juri dalam lomba membuat
kopi bertajuk Anteman Kopi.
Sejumlah barista meracik kopi di Wajik Coffee Shop, Kudus, beberapa waktu lalu. Foto: Imam Arwindra |
Sebanyak enam juri terlihat memegang sendok sambil berdiri. Secara
bergantian mereka mengicipi enam gelas kopi yang tersedia di depannya. Dari sendok itu, mereka menyeruput kopi itu dalam-dalam. Tidak
sampai lima menit para juri menentukan racikan kopi terbaik.
Nika Biru Watataqu, juri dalam lomba tersebut menuturkan, enak dan tidaknya rasa
kopi tidak ada patokannya. Tapi menurutnya, kopi bisa dibilang enak jika penikmatnya merasa nyaman.
Nika yang juga menjadi owner Wajik Coffee Shop
tersebut menuturkan, setiap jenis kopi mempunyai karakteristik. Menurutnya, rasa
kopi yang enak yakni tidak nyegrak. “Setiap kopi rasanya beda-beda. Kalau saya
yang penting tidak nyegrak,” tuturnya kepada Seputarkudus.com saat lomba sedang berlangsung.
Barista yang memakai topi tersebut menjelaskan, kopi dikatakan
enak juga berkaitan proses penanaman oleh petani dan cara roasting. Menurutnya,
jika proses penanaman kopi benar dan pemupukan baik, akan mengasilkan biji
kopi yang berkualitas. Setelah itu, saat proses roasting biji kopi tidak boleh gosong. Biji kopi setelah proses roasting yang bagus berwarna hitam
kecoklat-coklatan. “Intinya jangan sampai gosong. Karena rasanya akan pahit,”
tuturnya.
Nika juga menjelaskan, dalam proses penyeduhan panasnya air juga
diatur. Dia menyarankan agar air yang digunakan untuk menyeduh di angka 80-90
derajat selsius. Jika suhu terlalu panas akan membuat rasa kopi pahit. “Logikanya
seperti saat roasting, jika suhu terlalu panas akan gosong dan terasa pahit,”
terangnya.
Hal senada juga dinyatakan Najmi, barista kedai Kopi Big Tree Kudus. Dia menuturkan, untuk menyeduh kopi memang
perlu panas air diangka 80-90 derajad selsius. Menurutnya, angka tersebut pas
untuk menyeduh air. “Kalau terlalu tinggi pasti banyak rasa pahitnya,”
ungkapnya.
Kopi enak menurutnya yakni ada perpaduan rasa pahit, manis,
asamnya seimbang. Manis yang terdapat dalam kopinya bukan dari gula, melainkan
kandungan dari kopi tersebut. “Kalau minum kopi saya tidak pernah memakai gula.
Kan biji kopi ada kandungan glukosanya,” tuturnya.
Menurutnya, sebenarnya biji kopi sudah mengandung glukosa
yang memberikan rasa manis. Namun glukosa yang terkandung dalam biji kopi berbeda
dengan di pohon tebu. “Jika ingin menikmati kopi yang sebenarnya jangan pakai
gula. Karena kalau pakai gula rasanya bukan lagi rasa asli dari kopi tersebut,”
terang dia yang menyukai kopi jenis Arabika Toraja Sapan.