SEPUTARKUDUS.COM, DERSALAM – Beberapa kambing terdengar mengembik di kandang belakang rumah di Desa Dersalam, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus. Kandang tersebut berbentuk panggung dengan tempat
khusus untuk pakan. Suara kambing terdengar berkurang saat seorang laki-laki
memberikan pakan ampas tahu. Menurut Arifka Faqih, laki-laki tersebut,
kambing tersebut baru dibelinya dari pasar.
Kepada Seputarkudus.com, Faqih mengaku sudah lama membeli hewan ternak, baik kambing maupun ternak lainnya. Hewan-hewan tersebut, oleh Faqih, akan dijual kembali kepada para pelanggannya untuk berkurban. Dia mengungkapkan, dalam jual beli ternak ada bahasa khusus yang digunakan, yakni bangkel dan gadug.
"Bahasa ini sering digunakan penjual maupun makelar kambing, sapi dan kerbau untuk bertransaksi. Ada bahasa khususnya, yakni bangkel dan gadug,” tutur Faqih.
Faqih yang menjalankan bisnis bersama empat kakak sepupunya menjelaskan, istilah bangkel yakni mengambilkan barang dagangan dari orang lain. Dia mencontohkan, misal ada orang yang akan membeli kambing, dia akan tetap mengatakan ada stok meski stok yang dimiliki habis.
"Ketika ditanya apakah ada kerbau, bilang ada. Misal jadi dibeli, saya akan mengambil kerbau dari orang lain. Intinya istilah bangkel itu mengambil barang dari orang lain. Upayakan saat ditanya pembeli, barangnya (ternak) ada. Nanti kalau kehabisan stok bisa bangkel,” pesannya.
Kambing kurban yang dijual di Dersalam, Bae, Kudus. Foto: Imam Arwindra |
Kepada Seputarkudus.com, Faqih mengaku sudah lama membeli hewan ternak, baik kambing maupun ternak lainnya. Hewan-hewan tersebut, oleh Faqih, akan dijual kembali kepada para pelanggannya untuk berkurban. Dia mengungkapkan, dalam jual beli ternak ada bahasa khusus yang digunakan, yakni bangkel dan gadug.
"Bahasa ini sering digunakan penjual maupun makelar kambing, sapi dan kerbau untuk bertransaksi. Ada bahasa khususnya, yakni bangkel dan gadug,” tutur Faqih.
Faqih yang menjalankan bisnis bersama empat kakak sepupunya menjelaskan, istilah bangkel yakni mengambilkan barang dagangan dari orang lain. Dia mencontohkan, misal ada orang yang akan membeli kambing, dia akan tetap mengatakan ada stok meski stok yang dimiliki habis.
"Ketika ditanya apakah ada kerbau, bilang ada. Misal jadi dibeli, saya akan mengambil kerbau dari orang lain. Intinya istilah bangkel itu mengambil barang dari orang lain. Upayakan saat ditanya pembeli, barangnya (ternak) ada. Nanti kalau kehabisan stok bisa bangkel,” pesannya.
Selanjutnya nggaduk, dia menjelaskan, istilah itu sama artinya dengan utang. Dia mencontohkan, saat mengambil kerbau dari peternak pelunasaanya
diberikan setelah barang terjual. “Jadi modelnya bayar setengah dulu. Setelah barangnya
terjual baru dilunasi,” ungkapnya.
Menurutnya, bahasa atau istilah tersebut sudah menjadi kebiasaan di dunia bisnis ternak. Bahasa tersebut secara nyata juga membantu pedagang-pedagang kecil. “Kalau uangnya kurang bisa nggaduk, kalau kehabisan barang bisa bangkel,” tambahnya.
Faqih memberikan pakan pada kambing kurban miliknya. Foto: Imam Arwindra |
Menurutnya, bahasa atau istilah tersebut sudah menjadi kebiasaan di dunia bisnis ternak. Bahasa tersebut secara nyata juga membantu pedagang-pedagang kecil. “Kalau uangnya kurang bisa nggaduk, kalau kehabisan barang bisa bangkel,” tambahnya.
Pria lulusan Universitas Muria Kudus (UMK) tahun 2015 memberitahukan,
untuk mengetahui ternak berdaging atau tidaknya terdapat pada tulang
belakangnya. Jika tebal kemungkinan besar dagingnya banyak.”Tulangnya di
sebelah belakang tepat diatas ekor,” tuturnya.
Faqih menambahkan, saat di pasar hewan,
orang yang akan membeli tidak membutuhkan waktu lama untuk menentukan hewan
yang dipilih. Mereka cukup memegang tulang belakang dari hewan tersebut.
“Makanya saat di pasar hewan, orang-orang yang lewat di depan ternak biasanya sambil memegang tulang belakang sapi, kambing atau kerbau. Mereka itu sedang mengecek hewan tersebut bagus apa tidak. Kalau bagus biasanya langsung ditawar,” tutur Faqih yang berjualan hewan kurban milik pamannya sejak kecil.
“Makanya saat di pasar hewan, orang-orang yang lewat di depan ternak biasanya sambil memegang tulang belakang sapi, kambing atau kerbau. Mereka itu sedang mengecek hewan tersebut bagus apa tidak. Kalau bagus biasanya langsung ditawar,” tutur Faqih yang berjualan hewan kurban milik pamannya sejak kecil.