SEPUTARKUDUS.COM, COLO – Sebanyak 21 gunungan diarak dari Makam
Sunan Muria menuju Taman Ria Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kudus, Rabu (13/7/2016). Ketupat, lepet dan
beberapa hasil bumi Pegunungan Muria terlihat di gunungan yang tertata rapi. Gunungan tersebut dibuat untuk Parade Sewu Kupat Kanjeng Sunan Muria. Amin Chudhori merupakan satu di antara para pencetus acara yang selalu digelar tiap Lebaran Ketupat atau sering disebut Kupatan, yang telah berlangsung 10 tahun terakhir.
Amin Khundori, satu diantara pencetus Parade Sewu Kupat |
Tradisi tahunan tersebut menurut
Amin berlangsung sejak awal kepemimpinan Musthofa sebagai Bupati Kudus. Dia menuturkan, kegiatan Parade
Sewu Kupat dicetuskannya bersama Bupati Kudus, Sugiarto dan sejumlah budayawan Kudus. “Kegiatan ini tercetus dari panggilan hati kami seorang budayawan asli
Kudus yang melihat tradisi kupat di Colo mulai luntur,” tuturnya saat ditemui
Seputarkudus.com usai acara.
Setelah dibentuk tim, akhirnya tercetuslah Parade Sewu Kupat. “Dengan dukungan dari
teman-teman budayawan dan pemerintah, akhirnya kegiatan Parade Sewu Kupat tetap
berjalan sampai sekarang,” tambahnya.
Dia menjelaskan, sebenarnya tradisi Kupatan pada zaman Sunan
Muria sudah ada, namun tidak dibuat sebuah festival. Acara Kupatan di Muria hanya
dilakukan kenduri dan masyarakat berkumpul serta berdoa. Setelah itu mereka bersama-sama memakan ketupat, lepet dan
lauk yang sudah disediakan. “Karena kami ingin memberikan nuansa yang berbeda
dan ada sentuhan artistik, maka tercetuslah gunungan-gunungan ketupat, lepet dan hasil
bumi Muria yang diarak warga,” tuturnya.
Arak-arakan gunungan kupat pada Parade Sewu Kupat di Taman Ria Colo, Dawe, Kudus, Rabu (13/7/2016). Foto: Imam Arwindra |
Menurutnya, dalam mencetuskan ide Parade Sewu Kupat
tersebut, dia bersama teman-temannya melakukan ritual khusus agar mendatkan keberkahan dari yang Maha Kuasa. Dia menuturkan,
ritual tersebut dilakukan, gunungan tersebut dikumpulkan di Makan Sunan Muria untuk di doakan.
Setelah itu gunungan ketupat tersebut diarak menuju Taman Ria Colo untuk dinikmati bersama. “Malam harinya saya bersama teman-teman sudah berada di lokasi untuk menyiapkan kebutuhan Parade Sewu Kupat,” ungkap warga di Desa Gondang Manis, Kecamatan Bae, Kudus.
Menurut Amin, antusiasme warga sangat baik. Bahkan ada masyarakat dari luar Kudus yang datang dalam Parade Sewu Kupat. Dia menuturkan, bersama budayawan Kudus ingin membuat festival serupa di makam Raden Ayu
Nawangsing yang terletak di Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe, Kudus. “Kalau di
Colo dengan ketupat dan lepet, nanti di Kandangmas memakai ingkung (ayam),”
jelasnya.