Latest News

Belasan Tahun Subeno Tak Pernah Lelah Berjalan Kaki Menjual Lentog Tanjung

SEPUTARKUDUS.COM, TANJUNG KARANG- Ada berbagai cara para pedagang untuk menjajakan daganganya kepada para pembeli. Ada yang memilih menyewa tempat yang strategis sehingga banyak orang yang melihat, ada pula menggunakan rumah di tepi jalan untuk berdagang. Tetapi beda dengan Subeno (41), karena tidak memiliki modal untuk menyewa tempat dan tidak punya rumah di tepi jalan, dia memilih menjual Lentog Tanjung dengan berkeliling selama puluhan tahun. 
Penjual Lentog Tanjung Kudus
Penjual Lentog Tanjung keliling. Foto: Rabu Sipan


Di sebuah jalan di Desa Getas Pejaten, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Subeno tampak memikul dua keranjang yang berisi lentog beserta gudeg nangka serta sayur tahu. Tidak lama kemudian terlihat Subeno berhenti di depan satu rumah dan menurunkan dua keranjang yang berisi lentog beserta sayuranya, karena pemilik rumah tersebut ingin membeli Lentog Tanjung yang Subeno jual.

Di sela kesibukanya membuatkan satu porsi Lentog Tanjung untuk pembeli, Subeno sudi berbagi kisah kepada Seputarkudus.com. Menurutnya dia memilih berjualan Lentog Tanjung dengan berkeliling jalan kaki karena posisi rumah yang dia tinggali bersama keluarganya kurang strategis untuk berdagang.

“Dengan berjualan keliling aku bisa mendatangi calon para pembeli Lentog Tanjung yang aku jual. Ibaratnya aku menjemput rezeki yang hari ini akan diberikan padaku serta keluargaku,” kata Subeno beberapa waktu lalu.

Pria yang tercatat sebagai warga Desa Tanjung Karang, Kecamatan Jati, mengaku berangkat berjualan sekitar pukul 7.00 WIB, lalu dia berjalan keliling menjual lentog tersebut hingga pukul 11.00 WIB dia sampai di Taman Bojana Kudus.

“Bila sesampai Taman Bojana Lentog Tanjung yang aku jual masih, aku mangkal di depan satu warung yang berada di sana. Aku menunggu para karyawan toko dan Ramayana istirahat siang dan membeli lentogku untuk makan siang,”ungkapnya

Di sela obrolan, datang seorang wanita berjilbab dan masih mengenakan helm membeli sebungkus Lentog Tanjung. Setelah selesai membuatkan Lentog Tanjung pesanan wanita itu, Subeno mengatakan dirinya menjual lentog dengan harga Rp 5 ribu seporsi.

Subeno mengatakan sudah berjualan Lentog Tanjung sejak 2003. Dia juga mengaku selama berjualan keliling daganganya selalu terjual habis. “Meskipun berjualan keliling terasa lebih capek dan melelahkan, tetapi rasa itu akan terbayarkan bila melihat daganganku habis terjual,” ungkapnya.