Lastri, begitu dia akrab disapa pembeli, memberi nama warung miliknya Istana Bothok. Dia menuturkan, pada hari-hari biasa omzet yang masuk sebesar Rp 4 juta sehari. Pada bulan Puasa seperti sekarang, warung tersebut tetap dibanjiri pembeli, dan dia berharap bisa mendapat omzet lebih.
Suatu sore menjelang waktu berbuka puasa, sekitar pukul 16.30 WIB, Isatana Bothok tampak dipenuhi pembeli. Sulastri menuturkan, pada hari-hari biasa, pada waktu yang sama warungnya sudah tutup. Sedangkan pada puasa seperti saat ini, warungnya tetap buka hingga menjelang waktu berbuka puasa.
“Aku berharap pada bulan Puasa ini bisa mendapatkan omset lebih dari Rp 4 juta sehari. Karena selain jumlah dagangan diperbanyak, aku juga berjualan pada waktu sahur. Menu yang aku jual di antaranya, sop, pindang, rames, dan pecel,” ungkap wanita yang biasa di sapa Lastri kepada Seputarkudus.com, belum lama ini.
Di Istana Bothok, ujar Lastri, menu dijual paling murah seharga seribu Rupiah, dan yang paling mahal dengan Rp 21 ribu. Hampir semua menu yang dijual tersebut banyak diminati para pembeli. Bahkan pada saat Seputarkudus.com menyambangi ke Istana Bothok, tampak menu yang dijual tinggal beberapa bungkus. Dan beberapa menu sudah habis terjual.
“Aku bersukur hampir semua olahan bothok, garang asem, maupun pepes di sini diminati pembeli, tetapi yang paling laris dan cepat habis itu bothok petet serta bothok ikan Kakap,” Kata Lastri yang mengaku mulai membuka warungnya pada jam 13:00 WIB selama Ramadan.
Menurutnya, dia memulai usaha pembuatan berbagai macam olahan bothok tersebut Lima tahun yang lalu. Dia meneruskan usaha ibunya yang sebelumnya lebih banyak menjual menu pepes. Sejak aku yang mengelola, warung ini selain menjual pepes, menu aku tambah bothok dan garang asem. Alhamdulillah laris, dan bisa mempekerjakan sekitar delapan orang untuk membantu saya melayani pembeli,” ungkapnya.