Kiai Hafid menuturkan, Ponpes Putri Al-Asnawiyyah pertama didirikan pada Tahun 2004. Pada tahun pertama santri yang menuntut ilmu di ponpes yang beliau asuh hanya ada tujuh santri. Pada tahun kedua santrinya mulai bertambah menjadi 15 santri dan begitu seterusnya.
“Dari tahun ke tahun santri–santri yang mendalami ilmu agama di Ponpes Al Asnawiyyah bertambah, dari mulai tujuh santri, 15 santri, 50 santri, dan sekarang santri yang mendalami ilmu agama di ponpes ini sekitar 200 santri,” ungkap Kiai Hafid kepada Seputarkudus.com, beberapa belum lama ini.
Ponpes Putri Al-Asnawiyyah, katanya, selama ini dijadikan rekomendasi KH M Mahsum, Ketua Yayasan Pendidikan Banat kepada orang tua siswi MTs dan MA NU Banat. Tak heran jika saat ini banyak siswi sekolah tersebut yang mondok di pesantren yang dia asuh.
“Sekolah MTs dan MA NU Banat memang menyediakan asrama, tetapi hanya diperuntukan bagi siswi tertentu. Sedangkan yang lain tinggal di luar asrama. Oleh sebab itu para siswi Banat dianjurkan untuk tinggal sekaligus mendalami ilmu agama di ponpes yang berada di sekitar sekolah tersebut, satu di antaranya Ponpes Putri Al-Asnawiyyah,” Ujar Kiai yang merupakan cicit KHR Asnawi tersebut.
Kebanyakan santri di Ponpes Al-Asnawiyyah memang siswi dari MTs, maupun MA NU Banat. Meskipun begitu ada juga sebagian santri dari ponpes tersebut sekolah di sekolah lainnya.
Kiai Hafid mengatakan, pengajaran di Ponpes Putri Al-Asnawiyyah dimulai setelah Ashar sampai menjelang Maghrib. Lalu dilanjutkan setelah Magrib sampai Isya. Setelah itu mereka belajar pelajaran sekolah umum dan dianjurkan bagi para siswi agar tidak tidur larut malam.
Saat ini para santri kebanyakan berasal dari daerah sekitar Kudus, di antaranya, Purwodadi, Jepara, Pati, dan Semarang. “Para santri yang belajar kitab dan mendalami ilmu agama di Ponpes Putri Al-Asnawiyah dikenakan uang bulanan sebesar Rp 400 ribu, dengan fasilitas, tempat tinggal serta mendapatkan makan tiga kali sehari,” ujar Kiai Hafid.