Latest News

Masjid Wali di Kudus Ini Dibangun Arya Penangsang, Nama Jepang Berasal dari Jipang

SEPUTARKUDUS.COM, JEPANG – Bangunan masjid ini berlantai satu dengan empat tiyang penyangga di ruang utama. Dari depan, gerbang batu bata merah setinggi empat meter berarsitektur masa Hindu-Buddha tampak gagah di depan. Masjid tersebut bernama Al-Makmur, oleh masyarakat Kudus mengenal dengan nama Masjid Wali Jepang, Desa Jepang, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus.
Fatkhur Rohman Aziz, Takmir Masjid Al-Makmur menuturkan, Masjid Wali Jepang dulunya bernama Masjid Jipang, satu di antara nama desa yang ada di Blora. Menurutnya, karena orang Kudus sulit menyebut Jipang, kemudian berubah menjadi Jepang. “Masjid ini menurut cerita dulu bernama Jipang, nama satu daerah yang ada di Blora,” ungkapnya kepada Seputarkudus.com ketika ditemui di Masjid Al-Makmur, belum lama ini.

Dia menuturkan, Jipang merupakan nama desa yang ada di Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora. Letaknya di tepi Sungai Bengawan Solo. Menurut dari cerita yang dipercayai masyarakat, yang membangun masjid Jepang adalah Arya Penangsang dengan dibantu Sunan Kudus.

Fatkhur menjelaskan, daerah Jepang dahulu merupakan jalur yang sering dilewati Arya Penangsang ketika ingin berkunjung ke Sunan Kudus. Karena jarak Blora dan Kudus jauh, maka dibuatkanlah tempat untuk istirahat sekaligus untuk salat. “Konon Sunan Kudus membantu dalam mendirikan masjid ini. Sekaligus untuk media berdakwah,” tuturnya.

Karena Arya Penangsang datang dari Daerah Jipang, Blora, menurutnya, daerah yang didirikan masjid dinamakan Jipang. “Sekarang lebih populer dengan nama Jepang,” jelasnya.

Dia memberitahukan, Masjid Al-Makmur sampai sekarang belum ada yang mengetahui tahun pasti berdirinya. Menurutnya, candra cengkala penanda pendirian bangunan sampai sekarang belum ditemukan. “Bangunan-bangunan kuno biasanya ada candra cengkala, bisa berupa gambar atau tulisan. Itu untuk penanda kapan bangunan didirikan,” terangnya.

Fatkhur melanjutkan, dari beberapa peneliti menuturkan, bangunan Masjid Al-Makmur didirikan abad ke-16. Karena bangunan Masjid Wali Jepang dengan bangunan yang ada di Menara Kudus cukup mirip. “Kira-kira abad ke-16. Pastinya tidak ada yang tahu. Itupun asumsi bahwa arsitektur masjid mirip dengan bangunan yang ada di Menara Kudus,” tuturnya.

Dia mencontohkan, terdapat gerbang dari tumpukan batu bata merah, empat saka di ruang utama salat, makam di belakang masjid, mustaka yang berbahan grabah (tanah liat), sumur dan beberapa prasasti yang terdapat di tembok. “Dari asumsi tersebut, masjid Al-Makmur didirikan sekitar Masjid Menara berdiri,” terangnya.