Mahasiswa Fakultas Pertanian UMK membukan stan sayuran menggunakan sistem tanam hidroponik pada Expo UMK 2016. Foto: Prabu Sipan |
Ketua HGC Ari Candra (20), sore itu, tampak bersemangat memberikan penjelasan pada pengunjung yang datang ke pojok tenggara lokasi ekspo dimana tempat stan mereka berada. Dia juga menunjukkan pada pengunjung sejumlah tumpuk jamur tiram yang tumbuh di serpihan kayu bekas gergaji yang terbungkus plastik.
Kepada Seputarkudus.com, Ari menjelaskan, keikutsertaannya dalam kegiatan Dies Natalis ke-36 UMK tersebut, sebagai upaya agar masyarakat lebih mengenal sistem tanam hidropinik. Selain tidak membutuhkan lahan yang luas dan bisa lebih cepat, sayuran hidropinik lebih sehat.
“Keunggulan dari sistem tanam hidroponik itu di antaranya tidak memerlukan lahan yang luas, karena tanamnya yang tidak memerlukan tanah jadi bisa tanam secara bertingkat. Pertumbuhan tanamannya bisa lebih cepat, serta yang penting lebih sehat untuk dikonsumsi,” ujar mahasiswa semester empat tersebut.
Ari mengatakan, selain keunggulan tersebut, bercocok tanam secara hidroponik tidak mengenal iklim. Tanaman yang semestinya di tanam di daerah dingin tetap akan tumbuh dan berkembang meskipun ditanam di daerah panas.
HGC, kata Ari, memiliki tempat pembibitan, penyuluhan, serta penanaman, di Desa Dersalam, Kecamatan Bae, yang tidak jauh dari kampus. HGC yang dibentuk pada Desember 2015 itu sudah menanam beberapa sayuran secara hidroponik, disantaranya, sawi, selada, pagoda, jamur tiram dan lain sebagainya.
“ Untuk hasil dari sayuran yang kami tanam, sementara ini masih dikonsumsi anggota HGC, belum dijual keluar. Tapi, untuk masyarakat yang ingin mencoba menanam sayuran secara hidroponik bisa membeli dari HGC. Satu paket tanam hidroponik seharga Rp 50 ribu, terdiri dari seteorofom 40x40 sentimeter yang bisa ditanami 12 tanaman, biji sayuran, serta nutrisi tanaman,” ujar pria asal Jepara tersebut.