Suatu hari seorang miskin berkeliling dari pintu ke pintu rumah untuk meminta sedekah. Di satu rumah milik orang kaya dia mengetuk pintu dan memohon belas kasihan. "Demi Allah kasihanilah saya meski hanya dengan sepotong roti," kata pengemis itu.
Lalu muncul perempuan cantik membawa sepotong roti dan diberikan kepada pengemis itu. Tiba-tiba ayah perempuan tersebut datang marah karena melihat apa yang telah dilakukan anak perempuannya. Dia tak rela roti itu diberikan kepada pengemis. Dengan kemarahannya, orang kaya tersebut sampai hati memotong tangan kanan putrinya yang telah menyerahkan sepotong roti kepada si fakir.
Karena perbuatan si kaya itu, Allah kemudian menghukumnya dengan melenyapkan hartanya tanpa sisa. Dia jatuh miskin dan pada akhir hayatnya meninggal dengan keadaan hina. Anak perempuannya yang cantik kemudian menjadi pengemis dan menjadi peminta-minta. Dia mengemis dari rumah ke rumah untuk meminta belas kasihan.
Di satu rumah, perempuan tersebut bertemu dengan orang kaya yang berbelas kasihan kepadanya. Dia melihat wajah pengemis itu cantik, karena itulah perempuan kaya itu memiliki keinginan mengawinkannya dengan putranya. Singkat cerita, pengemis itu dikawinkan dengan putranya.
Setelah keduanya kawin, si ibu memberikan pakaian dan perhiasan kepada pengemis cantik tersebut. Di satu malam saat datang waktu makan, suaminya melihat istrinya yang cantik itu menggunakan tangan kiri untuk makan.
"Gunakanlah tangan kananmu untuk makan," kata suaminya. Perempuan cantik itu tetap menggunakan tangan kirinya untuk makan, karena tak ingin suaminya mengetahui dirinya tak memiliki tangan kanan. Lalu suaminya mengulang perkataannya kembali, namun istrinya tetap bergeming.
Tiba-tiba, muncul suara yang memintanya mengekuarkan tangan kanannya."Keluarkanlah tanganmu wahai hamba-Ku. Engkau telah memberikan sepotong roti kepada orang miskin karena-Ku. Dan karena itu tangan kananmu terpotong. Tidak ada alasan bagi-Ku untuk tidak menggantinya."
Dikeluarkanlah tangan kanan istrinya, dan tak diduga tangan kanannya yang sebelumnya terpotong kembali sempurna. (Wallahu A'lam)