Latest News

Kisah Teladan (11) Kedermawanan yang Membawa Derajat Kewalian

Dikisahkan, ada seorang pemuda berbadan kurus dengan rambut panjang terurai duduk di antara pusara sebuah kuburan. Sesekali pipinya disandarkan di atas tanah kuburan, dan sesekali matanya memandang ke langit. Mulutnya tak berhenti menyebut nama Allah.

Pria tersebut dulu merupakan orang yang fasiq, suka bermaksiyat. Pada suatu malam dirinya bermimpi, kemaluannya menjadi ular yang dari mulutnya menyembur api dan membakar tubuhnya. Ketika dirinya terjaga, dia merasa ketakutan dan lari dari tempat tinggalnya. Dia tidak ingin berada dalam keramaian tempat tinggalnya, dan memilih menyendiri.

Dalam keterasingannya, dia bertaubat dan selalu beribadah serta menyebut nama Allah. Suatu ketika, ada seorang pengemis yang menghampirinya dan meminta baju yang ia kenakan. Pemuda itu kemudian melepas baju dan memberikannya pada pengemis tersebut. 

Suatu ketika, ada orang alim yang melihat pemuda kurus tersebut berada di kuburan. Ketika dihampiri, pemuda tersebut lari tunggang langgang. "Perlahan wahai waliyullah, tunggulah aku," ujar orang alim tersebut kepada pemuda kurus. 

"Allah," jawab pemuda kurus tersebut sambil mengangkat tangannya memberi tanda tidak pada orang alim tersebut. "Jika benar demikian, tunjukkan kepadaku atas kesungguhanmu," kata orang alim tersebut.

Seketika itu pemuda kurus tersebut berteriak menyebut nama Allah dan kemudian pingsan. Orang alim menghampirinya dan menemukan pemuda tersebut dalam keadaan meninggal. Orang alim tersebut kaget dan tak tahu apa yang harus dia lakukan. Tak beberapa lama dia pergi meninggalkan pemuda tersebut dan meminta bantuan penduduk kampung untuk mengurus jasadnya.

Setelah kembali ke tempat pemuda itu pingsan, dia tak melihat jasad pemuda itu. Tiba-tiba dia mendengar suara bahwa pemuda tersebut telah diurus malaikat. "Pemuda ini telah menyelesaikan urusannya dan sekarang sudah dirawat oleh malaikat. Bersedekah dan beribadahlah seperti pemuda ini."


Kedermawanan adalah pohon di dalam surga yang dahannya menjulur ke dunia. Barang siapa yang berpegang pada dahan itu, dia akan dibimbing menuju ke surga. Sedangkan bakhil, adalah pohon tang ada di dalam neraka yang dahannya menjulur ke dunia. Siapa yang perpegang dahannya, dia akan tersesar ke dalam neraka karena dahan itu. (HR Bukhari dan Baihaqi)