Latest News

Ini Rahasianya Kecap THG Tetap Disukai Masyarakat Kudus Setengah Abad Lebih (3-Habis)

SEPUTARKUDUS.COM, TANJUNG KARANG - Sajian kuliner khas Kudus seolah tak bisa dipisahkan dari rasa manis Kecap THG. Kecap yang mereknya diambil dari huruf depan nama pendirinya, Tan Hwie Gong, begitu melekat dilidah masyarakat Kudus. Sudah setengah abad lebih kecap asli Kudus ini tetap disukai meski produk kecap banyak membanjiri. Lalu, apa rahasianya?
produksi kecap thg kudus
Karyawan mengemas produk kecap THG di Jalan Lingkar, Desa Tanjung Karang, Kecamatan Jati, Kudus. Foto: Rabu Sipan

Di Jalan lingkar Selatan, Desa Tanjung karang, Kecamatan Jati, Kudus, tepatnya di sebelah barat SPBU Proliman Tanjung Karang, sejumlah pekerja mengemas produk kecap THG. Sorang pria sipit berkacamata tampak mengamati aktivitas para pekerja. Dialah Roni Wibowo (29), cicit Tan Hwie Gong.

(Baca juga: Inilah Sejarah Berdirinya Kecap THG, Kecap Manis yang Melekat di Lidah Orang Kudus (1))

Roni bersedia membuka rahasia kesuksesan usaha yang didirikan kakek buyutnya itu kepada Seputarkudus.com. Rahasianya, kecap THG dibuat dari bahan alami tanpa bahan kimia sama sekali. Bahkan kecap THG juga tidak dicampur MSG (sejenis micin). Oleh karena itu, kecap THG memiliki rasa yang khas dan tetap disukai masyarakat Kudus dan sekitarnya sepanjang masa.

"Makanya aku bingung waktu ada dua orang sales penyedap rasa dengan merek yang berbeda menawarkan barangnya untuk dijadikan campuran pembuatan kecap. Lalu saya katakan pada mereka, 'kami itu membuat kecap, bukan jualan masakan, kok kamu menawarkan micin?' saya katakan seperti itu," katanya.

Tapi, katanya, sales-sales tersebut mengatakan tempat pembuatan kecap yang lain menggunakan campuran micin. "Lalu aku pun berpikir, pantas saja banyak orang yang mudah terkena penyakit. Makanannya saja dicampur dengan bahan yang aneh-aneh,” ujar Roni.

(Baca juga: Di Tangan Perempuan Ini Kecap THG Berkembang Pesat (2))

Roni menjelaskan, kecap THG terbuat dari bahan-bahan alami, komposisinya didominasi kedelai hitam. Kedelai yang digunakan dipilih yang memiliki kualitas bagus, serta butiranya utuh. Itu dilakukan agar mudah saat proses fermentasi. 

"Biasanya kedelai hitam didatangkan dari Juwana, kadang juga dari Jawa timur. Makanya warna kecap THG gak terlalu hitam pekat tetapi agak bening. Itu di karenakan warnanya alami tanpa ditambah pewarna buatan," tutur Roni.

Sedangkan untuk manisnya, ujar pria lajang itu, kecap THG murni menggunakan gula merah dari kelapa, yang didatangkan dari Kebumen. “Kecap THG itu benar-benar alami tanpa bahan pengawet, tanpa pewarna, tanpa pengental serta tanpa pemanis buatan,” tuturnya.

Dia menambahkan, kecap THG dibuat dengan menjaga kualitas kemurnianya agar cita rasa khasnya terjaga. Itu dilakukan untuk menjaga kepercayaan konsumen dengan tidak mencampur dengan bahan-bahan yang mengandung kimia. Karena, menurutnya hal itu berbahaya bagi konsumen.