Latest News

Di Kajeksan Ada Masjid Seribu Saka, Meski di Dalamnya Hanya Ada 10 Tiang

SEPUTARKUDUS.COM, KAJEKSAN – Suasana disekitar masjid tampak sepi. Terlihat dari depan bangunan masjid berlantai satu dengan halaman yang cukup luas. Letaknya di sebelah timur Pondok Ma’hadul ‘Ulumisy Syar’iyyah Yanbu’ul Qur’an Putra, Kelurahan Kajeksan, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus. Masjid Kuwanaran, nama masjid itu, yang dikenal dengan sebutan masjid seribu tiang (saka).
masjid kuwanaran kudus
Arifin, alumni Pondok Ma’hadul ‘Ulumisy Syar’iyyah Yanbu’ul Qur’an Putra yang lulus tahun 2011, menceritakan, ketika dia masih mondok dulu, santri-santri pondok dan masyarakat sekitar lebih akrab menyebut Masjid Kuwanaran dengan sebutan masjid seribu tiang.

“Populernya dengan nama masjid 1000 tiang,” ungkap Arifin kepada Seputarkudus.com, ketika ditemui di kediamannya, Kelurahan Kajeksan, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jumat (17/6/2016).

Bangunan Masjid Kuwanaran berlantai satu dengan teras bagian depan yang terdapat bedug. Di ruang utama solat sepuluh tiang berdiri kokoh dengan ruang pengimaman yang menjorok ke dalam. Sebelah selatannya, tempat wudlu berhiaskan cermin lebar. Di sebelah barat tempat wudlu terdapat ruangan yang penuh dengan Al-Quran dengan tiga tiang berwarna merah yang terbuat dari kayu.

masjid kuwanaran kudus
Pengurus Masjid Kuwanaran, Djasiran (65) mengungkapkan, kebanyakan para santri menyebut Masjid Kuwanaran dengan nama masjid seribu tiang. Itu karena mungkin terdapat banyak tiang di ruang utama salat. Namun menurutnya tidak sampai seribu, cuma sepuluh saja. “Aneh-aneh saja anak pondok. Cuma ada 10 tiyang di ruang utama solat. Memang terlihat berbeda dengan masjid-masjid lain,” terangnya.

Menurutnya, bangunan tiang tersebut masih asli dari pertama kali berdiri. Dia memberitahukan, di sebelah kanan-kiri bangunan asli sudah ditambah bangunan baru. “Yang asli bangunan yang berada di tengah. Bagian depan, kanan dan kiri sudah ditambah ruangan baru untuk salat,” tambahnya.

Djasiran mengungkapkan, pendirian Masjid Kuwanaran sampai hari ini tidak ada yang tahu. Hanya diketahui renovasi masjid yang dilakukan sekitar tahun 1960 oleh Sumardi, putra Kiai Hambali. Masjid Kuwanaran digunakan untuk pusat pengajian Thoriqoh Naqsyabandiyah. “Pendiri dan tahun berdirinya belum ada yang mengetahuinya. Kalau dikira-kira sebelum tahun 1960,” tuturnya.

masjid kuwanaran kudus
Menurutnya ada satu tokoh yang dimakamkan di belakang masjid, yakni Mbah Wanar. Namun masyarakat tidak mengetahui nama asli Mbah Wanar, berasal dari mana dan meninggalnya kapan. “Masyarakat percaya Mbah Wanar ialah tokoh di Dukuh Kuwanaran yang sekaligus digunakan menjadi nama masjid tersebut,” jelasnya.

Dia memberitahukan, selain untuk salat, masjid juga digunakan untuk mengaji Jamaah Thoriqoh Naqsyabandiyah. “Masjid Kuwanaran tidak digunakan untuk salat Jumat. Tempat tersebut hanya untuk salat lima waktu dan tempat mengaji jamaah Thoriqoh Naqsyabandiyah,” tuturnya.