Seorang pria berbaju putih tampak sibuk melayani para pembeli di sebuah kios, Pria tersebut bernama Noor Cahyo (63), pemilik UD Jaya yang menjual berbagai macam peci. Noor menuturkan, permintaan peci selama memasuki bulan Puasa meningkat, bahkan peningkatannya hampir 100 persen.
“Sebulan sebelum masuk bulan Ramadan penjualan peci di kios kami meningkat. Biasanya selain bulan Sa’ban dan Ramadan hanya bisa menjual sekitar 300 pcs peci sehari, tetapi di bulan Ramadan saat ini bisa menjual 500 peci dalam sehari,” ujar pria yang biasa disapa Cahyo kepada Seputarkudus.com, Rabu (8/6/2016).
Cahyo sudah mempunyai banyak pelanggan, di antaranya dari Jepara, Demak, Semarang. Bahkan ada juga permintaan ke luar pulau di antaranya, Papua, Maluku, Kalimantan, dan Sumatra. Pada bulan Sa’ ban dan Ramadan dia tidak melayani pembeli ecer. Untuk dua bulan tersebut UD Jaya hanya melayani pembelian minimal satu Kodi.
Mengalami Dua Kali Kebakaran Pasar Kliwon
Cahyo memiliki dua kios yang berhadapan di Pasar Kliwon. Luas satu kiosnya sekitar 12 meter persegi dan semua kios tersebut dia gunakan menjual khusus peci. Dia berjualan dibantu istri serta kedua putrinya tanpa mempekerjakan karyawan. Cahyo menuturkan, dirinya telah berjualan di Pasar Kliwon sejak lama, bahkan dia mengalami dua kali kebakaran di pasar tersebut.“Aku sudah berjualan di Pasar Kliwon sejak muda, bahkan aku mengalami dua kali kebakaran. Kebakaran pertama terjadi 1980 barang daganganku habis semua dan mengakibatkan gak punya modal lagi untuk berjualan. Hingga suatu hari ada seorang kenalan dari Gresik datang suruh menjualkan peci 10 kodi. Bayarnya kalau peci sudah terjual,” ceritanya.
Sejak saat itu Cahyo hanya Khusus berjualan peci. Cahyo mengaku, sejak kejadian tersebut bila memesan peci dari Gresik ditujukan ke alamat rumah tinggal, yang sekaligus dijadikan gudang. Rumahnya berada di Desa Loram Kulon, Kecamatan Jati, Kudus.
“Belajar dari pengalaman tersebut, aku tidak menaruh peci banyak di kios, paling di tinggal beberapa peci. Biar kalau ada kebakaran semuanya tidak habis, karena masih ada stok peci yang di rumah. Makanya saat kebakaran yang kedua pada tahun 2011, aku masih punya stok kopiah banyak di rumah,” ujar Cahyo.