Masjid yang berada di Dukuh Gedondong ini bernama Baiturrokhim. Atap masjid memiliki tiga tingkat yang terbuat dari susunan genting dengan sebuah cungkup di sisi atas. Kubah masjid Baiturrokhim tampak seperti mustaka yang terdapat di Masjid Demak.
Mahmudi, takmir masjid tersebut mejelaskan, di bagian luar Masjid Baiturrokhim memiliki arsitektur ala Timur Tengah, namun di dalamnya kental dengan nuansa Jawa. “Di sisi depan dan sekitar masjid dibuat khas Timur Tengah. Namun di dalam masjid banyak ukiran-ukiran yang menjadikan ruangan salat kental dengan nuansa Jawa,” ungkapnya ketika ditemui di Masjid Baiturrokhim, Selasa (21/6/2016).
Dilangit-langit ruang utama salat terdapat kubah terbuat dari baja yang dilapisi dengan ukiran-ukiran kayu. Lampu-lampu tergantung, menambah keiindahan di ruangan utama salat.
Dia memberitahukan, masjid yang berukuran 25x15 meter dirancang oleh H Usman. Pembangunan masjid dimulai 2005 dan selesai pada 2008. Dia tidak bisa mengungkap jumlah dana yang digunakan untuk membangun masjid tersebut. Namun menurutnya, dana pembangukan bersumber dari masyarakat, pengusaha dan kekurangannya ditutup sebuah perusahaan rokok, yakni Rokok 45. “Jumlah pembangunan habis uang berapa dirahasiakan. Saya tidak bisa menyebutkan,” tuturnya.
Menurutnya, Masjid Baiturrokhim dulu hanya sebuah musala kecil yang mampu menampung 40 orang jamaah saja. Musala didirikan pertama kali sekitar tahun 1940. “Sekarang bisa menampung 500 jama’ah,” tuturnya.