SEPUTARKUDUS.COM, JATI - Ungkapan pepatah "Berakit-rakit ke hulu dan berenang-renang ke tepian" mungkin sangat pas untuk menggambarkan perjuangan pemilik Barokah Toys, Kusnan, dalam menjalankan bisnisnya. Hanya bermodal satu mesin jahit mengawali usahanya, kini dirinya memiliki 30 karyawan, dan tengah membangun pabrik boneka.
Di Desa Loram Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, berdiri bangunan ruko dua lantai berukuran sekitar 10 x 5 meter. Di dalam bangunan tersebut ada banyak boneka beraneka bentuk. Di sanalah Kusnan tinggal bersama istrinya, Fitri. Di selatan bangunanruko itu terdapat bangunan yang dijadikan Kusnan tempat memproduksi boneka bersama karyawannya.
Kusnan bersama istrinya, Fitri, memproduksi boneka di Desa Loram Wetan, Kecamatan Jati, Kudus, Rabu (11/5/2015). Foto: Imam Arwindra |
Di Desa Loram Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, berdiri bangunan ruko dua lantai berukuran sekitar 10 x 5 meter. Di dalam bangunan tersebut ada banyak boneka beraneka bentuk. Di sanalah Kusnan tinggal bersama istrinya, Fitri. Di selatan bangunanruko itu terdapat bangunan yang dijadikan Kusnan tempat memproduksi boneka bersama karyawannya.
Kusnan menceritakan, awal memulai usaha pembuatan boneka dia hanya memiliki modal satu mesin jahit dan uang Rp 3 juta untuk membeli bahan. Boneka yang dia produksi itu dia pasarkan sendiri.
“Saya menawarkan produk boneka dari toko-toko sendiri. Dan
itu saya lakukan sampai usaha ini cukup besar,” ungkap Kusnan kepada Seputarkudus.com.
Alasan Kusnan memilih memasarkan produknya sendiri, karena ingin secara
langsung menjelaskan keunggulan produk yang dia buat. “Kalau mempekerjakan orang untuk pemasaran, biasanya kurang
maksimal. Karena promosi itu harus mengerti detail tentang bahan yang digunakan,” jelas Kusnan
yang mempunyai hobi motor cross.
Dia menjelaskan untuk menjaga kepercayaan konsumen, dia
menggunakan bahan terbaik. Di antaranya dakron baru bukan limbah dan memakai
bahan veltboa, rasfur, yelvo, dan nylex. “Bahan yang kami gunakan sangat aman. Terutama untuk
anak-anak,” ungkapnya.
Karyawan mengerkan pembuatan boneka di Barokah Toys, Desa Loram Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Rabu (11/5/2015). Foto: Imam Arwindra. |
Saat ini, katanya, Barokah Toys sudah memproduksi sekitar 100 jenis boneka. Setiap hari dia mampu memproduksi hingga 100 boneka dengan bentuk simpel dan 60 boneka dengan bentuk yang rumit. Beberapa jenis boneka yang dia buat Di antaranya boneka kartun, boneka maskot, boneka tas, dan boneka-boneka aksesoris.
Saat ini, katanya, Barokah Toys mempekerjakan sekitar 30 pegawai yang rata-rata masih
muda. “Yang membantu saya rata-rata anak muda. Beberapa ada yang
putus sekolah,” tuturnya. (Baca juga: Produsen Boneka di Loram Ini, Sebulan Omzetnya Tembus Rp 30 Juta Lebih)
Usahanya kini, katanya, terus berkembang dan sudah dikenal di wilayah Kudus dan daerah sekitarnya. Pesanan dari konsumen, terutama para pemilik toko boneka, tak jarang tidak bisa dikerjakan karena saking banyaknya pesanan yang masuk.
"Saat ini saya sedang membuat pabrik. Banyaknya pesanan yang masuk membuat saya berpikir untuk memperbesar kuantitas produksi. Tapi saya menemui kendala, sulitnya mendapat tenaga kerja. Karena membuat boneka membutuhkan skill khusus," tuturnya.
Usahanya kini, katanya, terus berkembang dan sudah dikenal di wilayah Kudus dan daerah sekitarnya. Pesanan dari konsumen, terutama para pemilik toko boneka, tak jarang tidak bisa dikerjakan karena saking banyaknya pesanan yang masuk.
"Saat ini saya sedang membuat pabrik. Banyaknya pesanan yang masuk membuat saya berpikir untuk memperbesar kuantitas produksi. Tapi saya menemui kendala, sulitnya mendapat tenaga kerja. Karena membuat boneka membutuhkan skill khusus," tuturnya.
Kuliah di UMK Sambil Kerja di Pasar Kliwon
“Saya lulusan UMK, mengambil Jurusan Ekonomi Manajemen. Sebelum di UMK sebetulnya saya kuliah di Jogja. Tapi karena harus membantu orang tua di Pasar Kliwon, saya pindah di UMK,” ungkap Kusnan.
Menurutnya, kunci keberhasilan dalam menjalankan bisnis yakni percaya diri dan berani mengambil risiko, serta tidak takut salah. “Saya heran mahasiswa sekarang mentalnya kecil.
Masih banyak yang malu-malu,” sindir dia.
Dia menceritakan, dulu pernah ada seorang mahasiswa yang datang ke Barokah Toys karena ada tugas kuliah. Namun, setelah ditanya, mahasiswa itu mengatakan tugas tersebut milik temannya.
"Mahasiswa yang punya tugas itu tidak berani datang ke sini, takut. Akhirnya temannya itu saya minta agar yang punya tugas datang. Setelah datang saya nasihati dia agar menjadi mahasiswa yang berani dan bermental. Agar nanti setelah lulus tidak takut mencoba sesuatu dan tidak takut dengan risiko," tuturnya.
Dia menceritakan, dulu pernah ada seorang mahasiswa yang datang ke Barokah Toys karena ada tugas kuliah. Namun, setelah ditanya, mahasiswa itu mengatakan tugas tersebut milik temannya.
"Mahasiswa yang punya tugas itu tidak berani datang ke sini, takut. Akhirnya temannya itu saya minta agar yang punya tugas datang. Setelah datang saya nasihati dia agar menjadi mahasiswa yang berani dan bermental. Agar nanti setelah lulus tidak takut mencoba sesuatu dan tidak takut dengan risiko," tuturnya.