Latest News

Morza, Anak Karanganyar Demak Bangga Kenakan Batik Kudus

SEPUTARKUDUS.COM, UMK - Satu persatu beberapa anak keluar menuju panggung utama. Mengenakan batik, mereka yang masih berusia sekitar lima hingga sembilan tahun terlihat percaya diri berjalan di catwalk pada acara Lomba Model Busana Batik, di Auditorium Universitas Muria Kudus (UMK), Selasa (10/5/2016).
fashion show batik kudus di umk
Morza (dua dari kiri) mengenakan batik Kudus dalam acara modelling di Auditorium UMK. Foto: Imam Arwindra

Satu dari beberapa anak yang tampil memeragakan busana batik, yakni Morza (9). Dia mengenakan batik Kudus untuk diperagakan dalam acara tersebut. Dia mengenakan batik Kudus atasan kombinasi warna merah dan hitam, serta bawahan merah. Morza mengaku senang mengikuti kegiatan tersebut, apa lagi menggunakan batik Kudus.

“Mama suka foto-foto dan modelling, jadi saya juga ikut suka,” ungkap Morza yang mengenakan aksesoris kalung dilehernya.

Pendamping Morza, Fahmi Denhaz menuturkan, pemilihan pakaian yang dikenakan Morza ditentukan ibunya. Mungkin karena acaranya bertempat di Kudus, jadi lebih memilih Batik Kudus. “Sebenarnya saya orang Karanganyar (Demak), karena kegiatannya di Kudus. Kami memakai corak batik Kudus,” ungkapnya.

Begitu juga Trianto (39), dia mengantar putrinya Salsabila Briliana (5) yang masih duduk di taman kanak-kanak (TK) untuk mengikuti lomba tersebut. Dia menuturkan, kegiatan modelling batik dinilai bagus untuk perkembangan anaknya. Selain untuk melatih percaya diri, kegiatan ini juga bisa memperkenalkan batik kepada anak sejak dini.

“Kegiatan ini baik untuk anak-anak. Selain melatih mental, juga bisa memperkenalkan batik sejak dini. Batik adalah warisan budaya kita yang perlu dijaga,” ungkapnya.

Trianto dalam lomba tersebut lebih memilih batik Jepara untuk dikenakan anaknya. Dengan corak bunga berwarna-warni dan dominan dasar hitam, anaknya tampak percaya diri berlenggak-lenggok di atas  panggung. Dia menuturkan, lebih memilih batik Jepara di karenakan asalnya dari Jepara.

“Setiap daerah mempunya corak batik. Kali ini saya memilih batik Jepara untuk dikenakan,” tambahnya.

M. Hilmi Maulana ketua panitia kegiatan menuturkan, kegiatan Model Busana Batik diikuti 10 peserta yang terbagi dalam dua kategori. Kategori A untuk anak-anak dan kategori B untuk umum.

Dia menjelaskan, kegiatan ini pertama kali di Fakultas Hukum UMK. Selain masih belajar, pemilihan waktu yang tidak di hari libur cukup mempengaruhi jumlah peserta yang ikut.

“Kendala kami salah menentukan hari. Seharusnya di hari libur, tapi tidak apa-apa, peserta yang mengikuti terlihat antusias,” ungkap Hilmi yang duduk di semester enam Fakultas Hukum UMK.

Dia berharap, kegiatan ini dapat memperkenalkan batik secara luas terutama kepada anak-anak. “Karena batik adalah budaya kita, jadi perlu dilestarikan. Satu di antaranya memperkenalkan batik sejak dini kepada anak-anak,” tambahnya.