Sekarang sebutan tersebut sudah tidak relevan lagi. Karena kondisi di Undaan sudah setara dengan kecamatan lainnya di Kudus dalam beberapa indikator.
Banjir di Kecamatan Undaan yang terjadi pada tahun 2007. (Foto: Seputarkudus.com) |
Misalnya saja sarana umum jalan, baik jalan provinsi, jalan kabupaten, dan jalan perkampungan. Seperti jalan di sejumlah kecamatan lain, sebagian besar jalan-jalan di Undaan saat ini sudah bisa dikatakan mulus, bahkan jalan di kampung-kampung. Jalan yang dibangun tidak sekadar berbahan aspal yang cepat rusak, namun jalan beton yang ketahanannya bisa lebih lama.
Jalan Kudus - Purwodadi di Kecamatan Undaan yang sudah dibeton. (Foto: Seputarkudus.com) |
Namun, banjir di Undaan tidak setiap tahun terjadi. Berdasarkan catatan, wilayah Undaan terkena banjir besar jika tanggul yang menjadi sabuk wilayah tersebut jebol. Sepanjang air Sungai Wulan yang memisahkan Kabupaten Kudus dan Demak tidak meluap, dan tanggul mampu menahan tekanan air, kemungkinan besar tidak akan terjadi banjir. Justru akhir-akhir ini sejumlah wilayah di kecamatan lain sering terkena banjir saat hujan turun lebat.
Warga melintas gapura di Kecamatan Undaan yang dibangun sangat bagus. Jalan kampung di sejumlah desa di kecamatan ini juga sebagian besar telah dibeton. (Foto: Seputarkudus.com) |
Jika sebutan pelosok diidentikkan dengan pembangunan infrastruktur yang buruk, sebutan itu tidak relevan lagi disematkan kepada masyarakat Undaan. Pun juga jika sebutan tersebut ditujukan pada masyarakatnya. Nyatanya masyarakat di Undaan sangat memperhatikan kerapihan kampungnya, bahkan untuk urusan penanda masuk kampung, masyarakat Undaan membangunnya dengan bangunan yang megah dan indah.