Negeri ini memang luar biasa bung Ricky Elson, buat kita sebagai manusia. Benar2 menguji batas imunitas kemanusiaan kita.
Di Jepang kamu mendapat fasilitas yang bisa dikatakan berlebih untuk melakukan riset terhadap penemuan2 mu. Kamu pun diberikan upah yang tentu lebih dari layak. Kamu dimanjakan dengan segala apa yang kamu butuhkan.
Namun, atas nama bangsa kamu kembali ke Indonesia. Kamu membuktikan bisa menemukan teknologi mobil listrik, dan menemukan kincir angin terbaik di dunia. Bahkan kamu mendapat julukan pantas 'Putra Petir' karena kemampuanmu.
Meski, kamu sempat mendapat cibiran dari sejumlah orang yang 'sakit' ketika mobil listrik Tuchusi hampir merenggut nyawamu dan Pak Dahlan Iskan karena masalah gearbox. Tapi kamu toh bisa membuktikan mampu menciptakan Selo dan banyak peserta APEC di Bali dulu, berdecak kagum.
Setelah proyek quantum itu diseret2 ke ranah politik, kamu memilih mengembangkan kincir angin dan mengajarkan anak2 muda di Ciheras, dengan segala keterbatasan fasilitas dan dana. Bahkan kalian harus mencari-cari dinamo bekas di pasar loak untuk membuat kincir angin yang terbukti mendapatkan pengakuan dunia.
Ya inilah negeri kita bung, yang orang2 elitnya lebih tertarik dengan harta dan kekuasaan pribadi dan kelompok. Kita dipaksa untuk menjadi manusia yang benar2 manusia agar menjadi manusia. Karena negeri ini memang memanusiakan manusia.
Tanggapan terhadap tulisan di Kompasiana: Ketika Jepang Ingin 'Putra Petir' Indonesia Kembali