SEPUTAR KUDUS - Maju pesatnya perkembangan teknologi
infomasi saat ini tidak disia-siakan para wira usahawan muda di kudus untuk
meningkatkan penjualan produknya. Hal ini terlihat maraknya penjualan produk
usaha melalui jaringan internet, baik melalui blog, lapak on-line,
hingga jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter.
Agus Wahyu merupakan satu dari banyak wirausahawan muda yang
memanfaatkannya untuk usaha clothing. Menurutnya
saat ini menjual produk tidak harus mempunyai tempat yang strategis, karena
berjualan di internet lebih mudah dan murah.
“Di samping dapat memilah sekmen pasar yang
diinginkan, berjualan di internet tidak harus dibatasi waktu untuk berjualan.
Kita tinggal mengunggah produk yang akan kita jual dan menunggu ponsel
berdering,” terang pemuda yang telah membuka lapak online di Kaskus
lebih dari empat tahun ini.
Senada dengan Agus, Muh. Chusnan juga lebih
memilih internet sebagai media pemasaran produknya. Pemuda 25 tahun ini
menggunakan Blogger untuk memasarkan pin hasil karyanya. Dia mengatakan bahwa
pesanan datang dari Kudus hingga Banjarmasin, Kalimantan Selatan tanpa harus
membuka gerai di tepi jalan yang biayanya mahal.
“Yang terpenting dari
berjualan via online adalah kejujuran, ketika ada calon pelanggan yang
telah memesan produk dan mengirim uang tanda jadi kita harus memenuhi
pesanannya sesuai dengan spesifikasi produk yang kita pajang di internet. Dan
satu hal lagi, kita harus tepat waktu mengirimkan produk pesanan agar pelanggan
tidak kecewa,” tuturnya.
“Ada perubahan yang signifikan ketika
berjualan dengan pemasaran via online. Jika dulu sebelum menggunakan
media internet pelanggan hanya datang dari teman-teman dekat saja, sekarang
pelanggan datang tidak hanya dari Kudus, tapi dari luar Jawa juga. Bahkan toko
Wong Jowo salah satu brand ternama di Kudus juga memesan pin buatan saya”
Imbuhnya.
Sementara itu, menurut Dekan Fakultas
Teknik Universitas Muria Kudus Sugeng Selamet mengatakan bahwa traksaksi
elektronik atau e-commerce memang memberi peluang yang besar kepada
pengusaha, namun juga menjadi tantangan karena tidak setiap pengusaha mampu
memahami seluk beluk transaksi elektronik ini secara detil.
“Perlu kehati-hatian dalam melakukan
transaksi elektronik karena jika tidak tahu secara detil tentang hal ini justru
akan merugikan pengusaha sendiri, terutama pengusaha kecil dan menengah.
Seorang wira usaha yang akan terjun dalam e-commerce harus memahami
kualifikasi pasar yang sesuai dengan jenis produk usahanya dan paham betul
dengan seluk beluk e-commerce” paparnya.
Dia juga menambahkan, bahwa kita tidak bisa
mencegah lajunya perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat. Agar
pengusaha kecil dan menengah tidak semakin tergerus oleh dampak perkembangan
teknologi ini, pemerintah Kudus perlu tanggap. Salah satu yang bisa dilakuakan
oleh pemerintah adalah menyediakan klinik konsultasi bisnis bagi pengusaha
kecil dan menengah yang menyediakan materi-materi pemasaran dengan memanfaatkan
jaringan internet. Agar mereka bisa bersaing dengan pengusaha-pengusaha besar
yang telah lebih paham tentang hal tersebut. (Suwoko)