SEPUTAR KUDUS - Seorang peracik kopi tengah menyiapkan sajian kopi di Kedai Kopi Nusantara, di kudus. |
Sejak ratusan tahun yang lalu, pemerintahan
kolonial Belanda telah menguasai pasar dunia dengan berbagai macam hasil
rempah-rempah yang di tanam di tanah Nusantara, salah satunya kopi. Sebagai
negara tropis Indonesia memang mempunyai
banyak daerah yang dikenal dengan kebun kopinya. Salah satu kedai kopi di Kudus
yang menyediakan kopi dari penjuru tanah air adalah Raja Kopi. Kedai kecil
tersebut terletak di Jalan Kolonel Tit Sudono, Gang 4, Desa Wergu Kulon,
Kecamatan Kota, Kudus yang menempati rumah berukuran 8 x 9 meter di tepi jalan.
Menurut Lukman (23) salah seorang karyawan
yang bertugas meracik kopi di kedai tersebut mengungkapkan di tempatnya
tersedia bermacam jenis kopi yang didatangkan dari penjuru Nusantara dari Sabang
sampai Merauke, di antaranya Kopi asal kebun Aceh Gayo, Lintong Mandheling,
Lampung, Bangka, Jolong Kudus, Java Jampit, Kintamani, Toraja Kalosi, Wamena
dan Amungme. Proses pembuatannya dan penyajiannya pun bermacam cara, ada
espresso, cappuccino dengan campuran berbagai macam susu krim dan bubuk.
"Kami juga menyediakan kopi luwak dengan rasa original, namun persediaan
di sini terbatas, karena stok dari penyuplai juga terbatas kepada kami"
papar Lukman kepada Warta Jateng (1007) kemarin. Ia menambahkan proses
penyajian dan pembuatannya ia buat di temapt itu yang dapat disaksikan oleh
pemesan.
Harga yang ditawarkan di kedai tersebut
menurut Lukman tergolong murah jika dibandingkan dengan yang ada di kota-kota
besar, yakni Rp 6 ribu hingga Rp 25 ribu. Selain kopi di kedai tersebut juga
tersedia teh poci, dan berbagai kudapan seperti roti bakar, french fries dan
sandwich. "Di sini memang pusatnya kopi, namun kami juga menyediakan teh
dan kudapan sebagai pelengkap" katanya.
Menurut Lukman kopi tidak hanya soal minuman,
namun juga soal rasa dan filosfi. Lebih lanjut ia menjelaskan bagi penikmat
kopi tidak terbatas pada sebuah minuman yang dapat dikonsumsi oleh penikmatnya,
namun kopi juga membawa sebuah identitas dari daerah tertentu yang melekat pada
jenis, rasa dan proses pembuatannya yang dapat menunjukkan karakteristik
masyarakat setempat. "Setiap penikmat kopi sejati tidak dapat merasakan
kenikmatan jika diminum sendirian atau di tempat dan suasana yang tidak
kondusif. Para penikmat kopi biasanya menikmatinya dalam suasana kebersamaan
dalam ditempat yang nyaman. Itulah filosifi kopi, kebersamaan" tuturnya.
Salah seorang penikmat kopi yang datang sore
kemarin, Kholid Mawardi (33) mengungkapkan dirinya sangat ketagihan dengan rasa
kopi torabica espresso, menurutnya proses pembuatannya unik, dan rasa yang
dihasilkannya juga unik. Setiap minggu sekali ia bersama dengan sesama penikmat
kopi datang untuk sekedar menyeruput secangkir kopi sambil ngorol ngalor
ngidul. "Disini suasananya sangat enak, tata ruangnya tidak begitu mewah
dengan tata lampu temaram yang nikmat jika ada secangkir kopi untuk teman
ngobrol" katanya. Ia menambahkan tempat kedai tersebut pun jauh dari suara
bising kendaraan meski terletak di tengah kota.