SEPUTAR KUDUS - Legenda musik Indonesia Iwan Fals akhir-akhir ini giat mengajak masyarakat menanam pohon. Baginya pohon adalah salah satu unsur keseimbangan alam yang patut dijaga agar alam tak mencari keseimbangannya sendiri. "Jangan menyalahkan alam jika terjadi banyak bencana di negeri ini seperti banjir dan tanah longsor, itu murni kesalahan kita yang tak pandai menjaga keseimbangan alam" katanyanya. Hal tersebut diungkapkannya dalam sebuah dialog dengan santri dan masyarakat yang memadati halaman Pondok Pesantren Darul Falah, Desa Bareng, Kecamatan Jekulo pada hari Sabtu (28/5).
Dalam acara yang juga hadir Zastrouw Ngatawi dan Enthus Susmono sebagai narasumber tersebut Iwan Fals menyatakan hal yang dilakukannya itu juga sebagai bentuk kepeduliannya terhadap kerusakan hutan di Indonesia. “Saya, dan kita semua harus ikut bertanggung jawab atas keberlangsungan hutan untuk generasi yang akan datang,” tutur pelantun tembang “Tanam Siram Tanam” tersebut. Ia menambahkan Indonesia seharusnya bisa kaya dengan hasil hutan. “Buktinya negeri penjajah dulu pernah menjadi kaya raya dengan hasil hutan Nusantara, kenapa sekarang miskin? Karena kita tidak merawatnya” keluhnya.
Acara yang selesai pukul 13.30 WIB tersebut dilanjutkan penyerahan pohon oleh Iwan Fals kepada pengasuh Pondok Pesantren Darul Falah Ahmad Badawi dan penanaman pohon secara simbolik di halaman pondok.
Konser Religi
Selain melakukan penanaman pohon, Muhammad Alamul Yaqin ketua panitia lokal mengatakan Iwan Fals akan menggelar Konser Religi bertajuk Extraligi bersama dengan Ki Ageng Ganjur grup musik pimpinan Zastrouw Ngatawi dan Penampilan wayang golek dari dalang kondang Enthus Suswono di Lapangan Tambak Desa Bareng. “Mereka akan kolaborasi dalam nuansa religi sekaligus memberi hiburan gratis kepada masyarakat” paparnya. Ia menambahkan acara konser adalah bagian dari rangkaian perjalanan spiritual Iwan Fals bersama Ki Ageng Ganjur ke 99 pesantren di Jawa. “Setelah yang pertama sukses, bang Iwan dan Ki Ageng Ganjur akan melanjutkan tournya ke 16 kota di Jawa Tenagh dan Jawa Timur” paparnya.
Acara yang diawali dengan istoghosah dan penampilan rebana tersebut di penuhi oleh ribuan penonton yang terdiri dari penggemar Iwan Fals OI (Orang Indonesia), Slanker, santri dan masyarakat yang tak hanya remaja namun juga ibu-ibu. Iwan Fals dalam konser tersebut menyanyikan 6 lagu, salah dua diantaranya Tanam Siram Tanam dan Proyek 13 yang mengkritisi rencana pembangunan PLTN “Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir”. “Nuklir bukanlah solusi, negeri ini mempunyai sumber daya energi yang melimpah ruah” teriaknya kemudia disahut penonton dengan teriakan “Tolak PLTN”.
Disela-sela lagu yang Iwan Fals nyanyikan, Zastrouw memberikan pengajian tentang prinsip keseimbangan. Ia menjelaskan manusia haruslah seimbang antara akal, etika dan estitika agar kehidupan bangsa ini damai dan terhindar dari bencana yang bertubi-tubi. Tak hanya Zastrouw, penampilan wayang golek dari Enthus juga sangat menghibur para penonton dengan banyolan-banyolannya.
Acara konser di Kudus siang itu berbeda dengan waktu di Brebes yang berlangsung ricuh. Para penonton bisa tertib dan damai sesuai dengan apa yang diharapkan. Setelah selesai Iwan meminta pasukan semut –Sebutan Iwan Fals pada penggemarnya- untuk memungkut sampah yang tercecer di lokasi.