Latest News

Salim Waswas Saat Terdengar Teriakan dari Ruangan Khitan Masal yang Diselenggarakan YM3SK

SEPUTARKUDUS.COM, MENARA – Ratusan anak mengenakan sarung batik, kopiah dan koko putih duduk berbaris di dalam Gedung Yayasan Masjid, Menara, Makam Sunan Kudus (YM3SK) Jalan Sunan Kudus, Sabtu (10/11/2016). Mereka terlihat was-was saat menunggu giliran untuk dikhitan pada kegiatan Khitanan Umum yang diadakan YM3SK dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
khitan masal
Dokter sedang mengkhitan peserta khitan umum yang diselenggarakan YM3SK. Foto: Imam Arwindra


Sesekali teriakan dan tangisan terdengar keras dari ruangan khitan. Tampak orang tua wali yang menunggu di balik gerbang tampak was-was saat pelaksanaan khitan sedang berlangsung. Di antaranya Salim (33), warga Desa Mejobo, Kecamatan Mejobo, Kudus, yang sedang menunggu ponakannya bernama Mahda Assakhih Gustian. 

Dia mengaku khawatir ponakannya yang masih sekolah di MI Qudsiyyah merasa kesakitan saat disunat. “Khawatir jika dia kesakitan saat disunat,” ungkapnya saat ditemui Seputarkudus.com diluar gedung Ex-Manggala tersebut.

Menurutnya, dia sengaja mengantar ponakannya karena ayahnya sudah meninggal empat tahun lalu. Sedangkan ibunya masih depresi akibat ditinggal suaminya. Ketika mendengar ada pendaftaran khitan masal di Menara Kudus, dirinya langsung menawari ponakannya. Dan ponakannya mau untuk ikut sunat masal. “Ikut sunat masal selain ngalap berkah Sunan Kudus juga untuk mengurangi beban ekonomi sunat,” jelas dia yang mengenakan baju koko putih.


Sementara itu, Humas YM3SK Deni Nur Hakim menuturkan, acara khitanan umum ini diikuti 280 peserta yang dibagi dalam dua kelompok. Pertama sejumlah 143 anak dan kedua 137 anak. Selain berasal dari Kabupaten Kudus, juga ada beberapa dari Jepara, Demak, Pati dan Grobogan. “Khitan masal tahun ini sangat membludak. Pada hari pertama pembukaan saja sudah 276 anak yang mendaftar,” tuturnya.

Melihat pendaftar pertama yang membludak, pihaknya langsung menutup pendaftaran. Sebenarnya kuota yang akan diberikan sekitar 200 peserta. Karena melihat antusiasme masyarakat yang banyak, akhirnya ditambah. Dikatakan Deni, tahun-tahun sebelumnya peserta khitan masal tidak lebih dari 250 peserta. Tahun 2015, pesertanya hanya 240 anak. 

Dia menambahkan, sebenarnya masih banyak yang ingin mendaftar namun pihaknya mengalihkan peserta ke Masjid Agung Kudus dan Jam’iyyatul Hujjaj Kudus (JHK) karena overload. “Saya tidak habis fikir pesertanya membludak. Faktornya mungkin ingin mendapatkan berkah dari Sunan Kudus,” jelasnya.


Menurut Deni, tenaga medis berasal dari dokter-dokter yang bekerja di rumah sakit-rumah sakit di Kudus. Dokter tersebut yakni dokter bedah, anak dan penyakit dalam. Pembagiannya, untuk yang khitan ada 14 tim. Setiap timnya terdapat dua orang, yang bertugas memberikan suntikan bius ada lima orang dan empat orang memberikan obat. 

“Kami sengaja memilih dokter yang sudah ahlinya untuk menjaga jika ada sesuatu hal yang tidak diinginkan,” tambahnya.

Dia mengungkapkan, peserta yang mengikuti khitanan umum tidak dipungut biaya sama sekali. Selain gratis, peserta mendapatkan kopiah, baju koko, sarung batik dan celana dalam dari panitia pelaksana. Menurutnya, panitia hanya tidak menyediakan transportasi bagi para peserta khitan.


Setelah khitan, menurutnya panitia menyediakan kontrol gratis yang bertempat di Gedung YM3SK dua hari setelah pelaksanaan khitan, Senin (12/12/2016). Kegiatan yang di lakukan YM3SK diakuinya mendapatkan bantuan dari perusahaan-perusahaan di Kudus. Di antaranya, Djarum, Sukun dan lainnya. Menurutnya, kegiatan ini akan terus berlanjut setiap tahun. “Tradisi (khitan masal) ini sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu, dan akan terus berlanjut menjadi tradisi,” terangnya.