SEPUTARKUDUS.COM, WERGU KULON – Sejumlah karyawan toko ponsel Extreme Cell terlihat sibuk melayani calon pembeli yang datang di Jalan Pemuda, Kelurahan Wergu Kulon, Kecamatan Kota, Kudus. Beberapa
ponsel keluaran terbaru berbagai merek juga nampak menghiasi etalase. Toko yang berjarak sepelemparan batu dari Perempatan Sleko itu, menyimpan kenangan panjang bagi pemiliknya, Roy Kristiyanto (39).
Kepada Seputarkudus.com, Roy sudi berbagi kisah tentang toko yang banyak menjadi rujukan pembeli ponsel di Kudus tersebut. Satu di antara kenangan yang tak bisa dilupakan, kata Roy, yakni pada tahun 2012. Saat itu toko miliknya pernah dibobol maling dan dirinya harus menanggung utang Rp 1,5 miliar.
Pemilik Extreme Cell Kudus, Roy Kristiyanto bersama istrinya. Foto: Imam Arwindra |
Kepada Seputarkudus.com, Roy sudi berbagi kisah tentang toko yang banyak menjadi rujukan pembeli ponsel di Kudus tersebut. Satu di antara kenangan yang tak bisa dilupakan, kata Roy, yakni pada tahun 2012. Saat itu toko miliknya pernah dibobol maling dan dirinya harus menanggung utang Rp 1,5 miliar.
Saat itu dia mengaku sangat putus asa karena kejadian tersebut. Dia bahkan sempat kapok menjalankan bisnis lagi. Nyali berbisnisnya hilang saat harus menanggung utang
Rp 1,5 miliar dan barang yang dijual di toko hampir ludes. Ibarat jatuh ketiban tangga, setelah peristiwa pembobolan toko itu, teman yang biasa membantunya di toko juga mencuri barang yang masih tersisa di toko. “Saat itu aku putus asa,” ungkapnya saat ditemui
Seputarkudus.com di Extreme Cell.
Roy mengungkapkan, saat itu dia sudah menikah dengan Evi Rosalina (32). Menurutnya, istrinyalah yang tetap semangat dan terus mendorongnya untuk bangkit. Dia memulai usaha penjualan ponsel kembali dari nol. “Dia (istri) hebat. Saya kalah mental,” ungkapnya sambil
mengacungkan jempol ke arah istrinya dan dibalas senyuman.
Cik Evi, panggilan akrab Evi Rosalina, yang duduk dekat meja
kasir mengungkapkan, suami dan dirinya harus bangkit karena harus menanggung utang
dengan jumlah yang besar. Setelah kejadian pembobolan toko, dia mendatangi
distributor ponsel untuk menego supaya mendapatkan barang.
“Saya benar-benar minta tolong kepada distributor sambil membawa sertifikat rumah, mobil dan lainnya, supaya dapat dipercaya. Tahun 2013 saya mulai dari nol,” tambah Evi bercerita penuh semangat.
“Saya benar-benar minta tolong kepada distributor sambil membawa sertifikat rumah, mobil dan lainnya, supaya dapat dipercaya. Tahun 2013 saya mulai dari nol,” tambah Evi bercerita penuh semangat.
Sedikit demi sedikit, kata Evi, penjualan ponsel berjalan lancar dan
bisa mengangsur utangnya. Menurutnya saat ini semua utang tertanggung sudah lunas dibayar dan Extreme semakin berkembang. Dikatakan Evi,
dirinya sudah terbiasa fight di
lapangan dan terbentur dengan hal-hal yang rumit. Selain itu, Evi tidak mau
pesaingnya senang akan kejadian yang menimpanya.
“Saya tidak mau ditertawakan rival, kan mereka senang dengan bilang 'rasakke',” tambah perempuan satu anak tersebut.
“Saya tidak mau ditertawakan rival, kan mereka senang dengan bilang 'rasakke',” tambah perempuan satu anak tersebut.
Roy menambahkan, untuk manajemen semua
diserahkan kepada istrinya. Dirinya hanya membantu penjualan dan servis. Menurutnya,
sekarang toko yang dirintis sejak tahun
1997 sudah mampu menjual puluhan ponsel dalam seharinya. Untuk smartphone
merek Xiaomi dapat dijualnya 25-40 unit dalam sehari. begitu juga dengan
brand-brand lainnya.
Kepada Seputarkudus.com diceritakan, saat masih kuliah di Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Keluarga Pahlawan Negara (YKPN) Yogjakarta tahun
1997. Saat itu Roy sudah menjalankan bisnis voucer pulsa Telkomsel. Tahun 1998, dia juga
menambah layanan servis perbaikan handphone. “Saat itu saya masih kuliah di
Yogjakarta dan bolak-balik Kudus Yogjakarta,” ungkapnya.
Selanjutnya, pada tahun 2005 dirinya mempunyai toko di ruko Wahid Hasyim nomor 70 di dekat SMA Masehi. Saat itu, dirinya menjual HP bekas, aksesoris HP, perdana, voucer pulsa, voucer elektrik, service hp, dan lampu warna yang biasa dipasang di LCD HP. Berjalan dua tahun, dirinya sudah menjual HP baru Nokia, Motorola, dan LG.
"Akhirnya pada tahun 2010, muncullah HP Blackberry dan merek Tiongkok yang ramai diburu orang. Hingga pada tahun 2012, insiden kemalingan terjadi dan memulai lagi dari nol setahun kemudian,” jelasnya.
Selanjutnya, pada tahun 2005 dirinya mempunyai toko di ruko Wahid Hasyim nomor 70 di dekat SMA Masehi. Saat itu, dirinya menjual HP bekas, aksesoris HP, perdana, voucer pulsa, voucer elektrik, service hp, dan lampu warna yang biasa dipasang di LCD HP. Berjalan dua tahun, dirinya sudah menjual HP baru Nokia, Motorola, dan LG.
"Akhirnya pada tahun 2010, muncullah HP Blackberry dan merek Tiongkok yang ramai diburu orang. Hingga pada tahun 2012, insiden kemalingan terjadi dan memulai lagi dari nol setahun kemudian,” jelasnya.