Juri bersama pemenang Festival Teater Pelajar 2016 berfoto bersama usai pengumuman. Foto-foto: Ahmad Rosyidi |
Di dalam ruangan GOR, terlihat seorang pria yang sedang berdiri menatap tawa gembira anggota kelompok teater yang diumumkan sebagai pemenang. Dia adalah Gunawan Maryanto (40), yang menjadi juri di kegiatan Festival Teater Pelajar 2016.
Gunawan begitu dia akrab disapa, sudi berbagi cerita kepada Seputarkudus.com terkait proses penentuan pemenang. Dia bersama Ine Febriyanti dan Agus Syarofuddin yang menjadi juri lainnya, katanya, sempat kesulitan menentukan kategori terbaik satu, dua dan tiga untuk tingkat SMA. Karena semua tampil dengan bagus, sehingga persaingan untuk tingkat SMA menjadi sangat ketat.
“Kami sempat kesulitan untuk menentukan kategori terbaik satu, dua dan tiga untuk tingkat SMA. Semua bagus, energi dan atmosfernya dapat, persaingan menjadi ketat. Karena harus memilih tiga terbaik, akhirnya dengan beberapa pertimbangan kami pilih tiga terbaik meski sebenarnya semua baik,” ungkap warga Sleman, Jogja itu.
Juri final Festival Teater Pelajar 2016. |
Baca juga: Berteater Itu Keren Menggema pada Pelaksanaan Festival Teater Pelajar 2016 Djarum Foundation Bakti Budaya
Gunawan juga mengaku banyak pelajaran yang bisa dia ambil dari sembilan pementasan pada babak final Festival Teater Pelajar tahun ini. Dia selalu belajar dari setiap pementasan yang dia lihat, karena setiap pementasan pasti ada kekurangan dan kelebihan yang bisa dia jadikan pelajaran. Gunawan menyukai seni sejak kecil, dia juga sangat suka melihat pertunjukan yang dirasa sangat bermanfaat karena bisa mendapat ilmu baru.
“Saya sejak kecil suka dengan seni, ayah saya seorang seniman, pemain ketoprak. Jadi memang sudah dikenalkan dengan seni oleh ayah saya sejak saya kecil. Tapi untuk serius di teater saya mulai tahun 1992,” ujar Gunawan.
Ine Febriyanti yang juga menjadi juri Festival Teater Pelajar, mengungkapkan, perkembangan teater di Kudus terbilang sangat pesat. Menurutnya sudah jauh lebih baik jika dibandingkan animo masyarakat saat dirinya ke Kudus tahun 2013 pada acara yang sama. Dia juga menyarankan pelaku teater di Kudus untuk terus berlatih, menambah wacana, bisa dari Youtube, bisa juga belajar ke Jogja atau ke Jakarta.
Juri bersama penyelenggara Festival Teater Pelajar 2016. |
“Saya berteater mulai usia 21 tahun. Kalau teman-teman sudah berteater sejak SMP atau SMA berarti teman-teman sudah satu langkah lebih maju dari saya. Teman-teman bisa belajar berteater di mana saja, bisa dari diri kita sendiri dan dari budaya kita,” jelasnya.
Agus Syarofuddin menegaskan, berteater bukan soal kalah dan menang. Namun berteater merupakan proses untuk memperbaiki diri. Berteater juga harus kapan harus apa, dia sangat bangga melihat peserta tetap beribadah saat waktunya beribadah, karena teater itu mulia dan memberkahi.
“Saya terharu, tidak pernah terbayang teater di Kudus bisa sebesar ini. Dan harus diingat, berteater bukan soal kalah menang, tetapi untuk proses memperbaiki diri,” tegasnya.