Latest News

Joko Keluar dari Perusahaan Ternama di Kudus dan Memilih Menekuni Usaha Roti Bersama Istri

SEPUTARKUDUS.COM, CENDONO – Di tepi Jalan Kaliyetno, tepatnya sebelah utara Komando Rayon Militer (Koramil) Kecamatan Dawe, Kudus, terlihat toko yang di dalamnya terdapat aneka macam olahan roti. Tampak seorang pria mengenakan kemeja abu-abu sedang berdiri sambil melihat beberapa karyawannya membuat roti. Pria tersebut yakni Joko Purnomo (52), pemilik toko Roti Agung yang memilih keluar dari perusahaan ternama di Kudus demi membuka usaha roti bersama istrinya.
jual roti di kudus
Joko memperlihatkan produksi roti di tokonya. Foto: Sutopo Ahmad


Sembari menunggu pelanggan yang datang, Joko begitu akrab disapa, sudi berbagi cerita kepada Seputarkudus.com tentang usaha miliknya. Dia menjelaskan, usaha yang dia tekuni sudah berlangsung selama 16 tahun, tepatnya sejak tahun 2000. Dia mengaku memilih usaha tersebut karena melihat prospek usaha roti dinilai menguntungkan.

“Awalnya istri yang dulu berjualan roti di pasar. Melihat prospek ke depan baik, saya memilih keluar dari perusahaan dan mulai mengembangkan usaha roti bersama istri saya. Soalnya pada saat itu istri saya kewalahan memenuhi pesanan pelanggan,” ungkap Joko waktu ditemui di toko tempat dia berjualan sekaligus memproduksi roti.

Warga Dukuh Madu, Desa Cendono RT 5 RW 1, Kecamatan Dawe, Kudus, ini mengatakan, sebelum banyak pesaing, dulu dia sempat memiliki lebih dari 35 karyawan. Selain itu, kenaikan harga bahan bakan minyak (BBM) secara terus menerus menjadi pemicu dirinya harus pindah usaha ke Sumatera untuk membuka usaha roti. “Berhubung banyak pesaing, 2013 hingga 2014 saya hijrah ke Sumatera. Dulu saya punya banyak karyawan, sekarang yang tersisa hanya lima orang,” ujarnya.


Pria yang mengaku sudah dikaruniai tiga anak ini menjelaskan, untuk pemasaran, dia hanya menunggu pelanggan yang datang membeli roti di toko miliknya. Selebihnya, dia hanya melayani permintaan dua pelanggan tetap yang setiap hari memesan roti. “Kebanyakan dari wilayah Kudus, ada yang dari Kecamatan Gebog, Dawe dan ada juga yang dari Kecamatan Kota,” ungkapnya.

Dia menambahkan, bahan baku pembuatan sejumlah roti dia dapatkan dari Kudus. Harga yang ditawarkan berbeda-beda, tergantung dengan jenis roti serta besar kecilnya roti yang dibuat. Untuk roti hantaran dia jual seharga Rp 10 ribu hingga Rp 25 ribu per dus, bolu dan cake Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu, roti ulang tahun Rp 35 ribu hingga Rp 200 ribu, dan roti ukuran kecil dijual seharga Rp 1.500.

“Toko mulai buka pukul 06.30 WIB hingga pukul 19.00 WIB. Ramai-ramai pembeli biasanya bulan-bulan Maulud, Ramadan dan Idul Fitri. Tapi kalau bulan-bulan seperti Syura serta Safar, biasanya sepi pelanggan yang datang untuk membeli,” tambahnya.

Sekarang, dengan dibantu lima orang karyawannya, sehari dia mampu memproduksi roti 500 hingga 600 roti. Ketika ramai pembeli, dia mengaku mampu memproduksi sekitar 1.000 roti per hari. Menurutnya, modal awal yang dikeluarkan daam membuka usaha berkisar Rp 50 juta, sedangkan keuntungan yang didapatkan sebesar Rp 3 juta per bulan.